Tingkatkan Kepercayaan Pasien dengan Sistem Proteksi Data yang Lebih Baik

Tingkatkan  Kepercayaan Pasien dengan Sistem Proteksi Data yang Lebih Baik

Setiap pasien yang berobat pasti mengharapkan sembuh dari penyakitnya. Akan tetapi tidak hanya sembuh, pasien juga berharap kerahasiaan data berobatnya terjaga. Ada banyak alasan mengapa pasien mengharapkan privasi data medis mereka. Ada yang karena malu jika diketahui orang lain, takut dimanfaatkan oleh oknum tertentu, maupun alasan pribadi lainnya yang tentunya berdampak pada kehidupan pribadi atau sosial mereka.

Sudah menjadi kewajiban tenaga kesehatan (nakes) untuk menjaga kerahasiaan data pasien. Hal ini tidak hanya menjadi salah satu kode etik profesi sebagai tenaga medis, tetapi juga diatur oleh peraturan perundang-undangan, salah satunya Undang-undang No. 29 Tahun 2004. Sayangnya, pelanggaran privasi data pasien yang dilakukan oleh nakes masih cukup banyak terjadi. Bahkan dengan perkembangan teknologi informasi, kini data privasi pasien banyak dibagikan secara umum melalui konten media sosial. Hal ini pada akhirnya menyebabkan berkurangnya kepercayaan pasien akan jaminan privasi data berobat mereka.

Beberapa waktu lalu, kepercayaan pasien kembali dihancurkan dengan viralnya video nakes yang membuat konten saat sedang menangani pasien. Berdasarkan postingan pada laman portallebak.pikiran-rakyat.com, terlihat nakes yang membuat konten dengan latar belakang pasien melahirkan yang sedang didampingi suaminya. Pada akhirnya hal tersebut menimbulkan dampak buruk bagi rumah sakit. Apa saja dampaknya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Dampak Bagi Rumah Sakit

Fenomena yang dipaparkan di atas bukanlah satu-satunya pelanggaran privasi pasien yang terjadi. Fenomena yang terus berulang pada gilirannya menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Bahkan tidak sedikit yang mengekspresikan kekesalannya pada para oknum nakes tersebut. Kepercayaan pasien terhadap nakes terkait juga otomatis akan hilang.

Akan tetapi tahukah Anda, pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh nakes ternyata juga memberikan pengaruh pada rumah sakit tempatnya bekerja. Pada era dimana teknologi informasi sudah sangat terbuka, bukan hal yang sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang rumah sakit tempat nakes tersebut bekerja. Dampaknya dapat ditebak, muncul keraguan yang pada akhirnya mengakibatkan hilangnya kepercayaan pasien akan komitmen pihak rumah sakit dalam menjaga data medis pasien.

Kemampuan rumah sakit dalam menjaga kerahasiaan data medis pasien pada akhirnya menjadi poin pembanding baru saat mereka menilai layanan rumah sakit. Masyarakat menjadi berpikir dua kali untuk berobat di rumah sakit yang nakes nya pernah terjerat kasus penyebaran privasi data pasien. Sebagai bagian dari jajaran manajemen, Anda pasti tidak ingin kejadian ini terjadi di rumah sakit Anda bukan?

Bagaimana Cara Menjaga dan Meningkatkan Kepercayaan Pasien?

Untuk dapat menjaga kepercayaan pasien, atau bahkan meningkatkannya, rumah sakit harus menunjukan komitmen dalam menciptakan sistem proteksi data pasien yang baik. Salah satunya dengan memperbaiki Standar Operasional Prosedur (SOP). Misalnya dengan menerapkan aturan lebih detail tentang kegiatan dokumentasi saat penanganan pasien, sehingga tidak memberikan celah bagi nakes untuk membuat konten yang tidak etis.

Meskipun demikian, menjaga privasi pasien tidak melulu tentang aturan saja. Demi meningkatkan kepercayaan pasien, manajemen perlu mempertimbangkan penerapan sistem proteksi data pasien yang baik guna memberikan jaminan keamanan data medis pasien. Itulah sebabnya, lebih baik lagi jika rumah sakit dapat merancang pengadaan teknologi pendukung untuk mendorong kedisiplinan terhadap SOP penanganan data pasien. Misalnya seperti SIstem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) ataupun Sistem Rekam Medis Elektronik (SIREM) yang didesain dengan alur pengamanan khusus.

Platform aplikasi digital akan mencatat semua aktivitas akses dan perubahan data. Hal ini tentu akan memudahkan pengawasan terhadap setiap aktivitas akses ke data pasien. Selain itu, arsip digital juga tidak akan mudah tercecer atau hilang seperti yang sering terjadi pada arsip kertas, khususnya ketika dibiarkan menumpuk begitu saja. Dengan semakin canggihnya sistem pengamanan arsip digital, manajemen dapat mengatur siapa saja yang dapat mengakses masing-masing arsip serta mengatur batas kewenangannya.

Dengan komitmen rumah sakit dalam menjaga dan melindungi privasi data medis pasien, kepercayaan pasien akan terjaga. Terlebih lagi ketika rumah sakit telah didukung dengan platform yang dilengkapi dengan sistem keamanan data seperti AVIAT SIMRS. Bukan hanya petugas medis lebih dituntut untuk mengikuti prosedur perlindungan kerahasiaan data pasien, hal ini pun meminimalisir potensi penyalahgunaan data pasien oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang AVIAT SIMRS? Hubungi tim marketing AVIAT untuk berdiskusi lebih lanjut! (Septiani)

Similar Posts