Apakah Rumah Sakit Anda Sudah Menerapkan Proteksi Data Secara Menyeluruh?

Menjaga kerahasiaan data pasien merupakan tanggung jawab bagi seluruh jajaran rumah sakit. Proteksi data pasien merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh semua bagian dari rumah sakit, mulai dari dokter, staf rumah sakit, hingga jajaran manajemen. Kegagalan rumah sakit dalam menjaga proteksi data medis tidak hanya merugikan pasien sebagai pihak yang datanya bocor, namun juga pihak rumah sakit itu sendiri.

Ketika data medis yang disimpan di rumah sakit Anda bocor, pasien bersangkutan pasti akan merasa kecewa. Hal ini menimbulkan hilangnya kepercayaan mereka terhadap sistem proteksi data di rumah sakit Anda. Ketika mereka merasa kecewa, bukan hal yang mustahil bagi mereka untuk menceritakan masalah ini kepada relasi mereka. Jika berita ini tersebar, bukan hanya pasien tersebut yang kehilangan kepercayaan, tetapi juga masyarakat yang mengetahui informasi ini.

Dengan perkembangan internet dan media sosial, kegagalan rumah sakit dalam menjaga kerahasiaan data pasien dapat dengan mudah tersebar secara luas. Jika ini terjadi, kredibilitas rumah sakit dalam menjaga proteksi data pasien akan hancur di mata publik. Dampaknya jelas, mereka enggan berobat di rumah sakit Anda karena takut datanya bocor ke publik. Mereka lebih memilih untuk berobat ke tempat lain.

Jenis-Jenis Proteksi Data Pasien

Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, tantangan untuk menjaga kerahasiaan data semakin besar. Kebocoran data tidak hanya dapat terjadi melalui pencurian arsip cetak saja. Telah banyak juga pencurian data digital yang dilakukan melalui serangan siber. Para hacker kini memanfaatkan teknologi untuk melakukan peretasan database server rumah sakit.

Menyikapi permasalahan tersebut, manajemen harus mampu membangun sistem proteksi data secara menyeluruh. Dengan cara ini, data pasien dan data manajemen rumah sakit akan lebih aman terjaga. Ketika rumah sakit dapat memberikan jaminan keamanan data kepada pasien, kepercayaan pasien kepada pasien juga akan meningkat. Cara ini juga dapat menjadi strategi kompetitif bagi rumah sakit Anda.

Secara umum, proteksi data manajemen fasilitas kesehatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Perlindungan Fisik

Prosedur perlindungan fisik ini dijalankan dengan memberikan batasan pada setiap pintu unit kerja. Dengan pembatasan akses ini, potensi pencurian data oleh pihak yang tidak berkepentingan dapat diminimalisir. Cara yang dapat dilakukan untuk melakukan perlindungan fisik misalnya dengan menerapkan kode akses maupun pencatatan administrasi keluar masuk.

Perlindungan dapat juga dengan diwujudkan melalui pengawasan terhadap setiap media yang mencantumkan informasi kesehatan. Dengan penguatan kontrol ini, berbagai macam tindakan penyalahgunaan dapat dideteksi sedini mungkin.

2. Perlindungan Teknis

Prosedur proteksi data dengan perlindungan teknis dilakukan dengan mengelola tingkatan akses kepada setiap seluruh staf rumah sakit. Manajemen dapat mengatur batasan kewenangan pengelolaan arsip yang dapat dilakukan oleh masing-masing staf rumah sakit. Pengaturan hak akses ini disesuaikan dengan kebutuhan kerja mereka, sehingga dapat berfungsi untuk meminimalisir penyalahgunaan arsip medis.

Apa yang Harus Disiapkan Rumah Sakit?

Rumah sakit perlu memastikan bahwa data-data penting pada arsip yang dicetak juga dilindungi oleh sistem keamanan yang memadai. Terlebih jika rumah sakit semakin besar dan memiliki banyak pegawai, pengawasan perlu lebih banyak dijalankan. Misalnya, dengan menerapkan pembatasan akses maupun memberlakukan kode akses khusus untuk memastikan hanya petugas berkepentingan yang dapat memasuki ruang unit tertentu.

Tanpa penerapan sistem proteksi data secara menyeluruh, keamanan data rumah sakit tidak dapat terjamin dengan baik. Guna menghindari berbagai dampak negatif yang muncul jika terjadi kebocoran data, implementasi sistem keamanan data yang kuat harus menjadi prioritas utama manajemen. Jajaran manajemen harus segera merencanakan sistem proteksi data rumah sakit dengan matang dan mengimplementasikannya secara menyeluruh.

Termasuk ketika manajemen rumah sakit menerapkan sistem pengelolaan arsip rekam medis berbasis digital. Tim Anda perlu melakukan observasi secara cermat sebelum menentukan aplikasi yang akan diterapkan. Perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa aplikasi tersebut dilengkapi dengan sistem keamanan yang memadai. Lebih baik lagi jika platform didukung dengan server yang handal seperti halnya sistem AVIAT. 

Platform-platform AVIAT didukung dengan sistem server lokal yang relatif lebih aman dalam menjaga lalu lintas data. Berbagai dokumen maupun arsip rumah sakit yang menyimpan data vital dan perlu dijaga kerahasiaannya seperti rekam medis, akan lebih terjamin keamanannya. Dengan demikian, kredibilitas rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan yang memprioritaskan keamanan data pasien akan menguat. 

Bagi Anda yang tertarik untuk memahami lebih mendalam tentang sistem AVIAT, segera hubungi tim marketing AVIAT. Kami siap membantu Anda mewujudkan sistem manajemen rumah sakit berbasis digital yang aman! (Septiani)

Similar Posts