Strategi PPRA di Rumah Sakit yang Penting untuk Diterapkan

Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) menjadi langkah tepat yang dilakukan di tengah kasus resistensi antimikroba. Harapannya, dengan menjalankan strategi PPRA di rumah sakit dapat menekan angka resistensi antimikroba di masa depan.

Resistensi antimikroba sudah menjadi ancaman kesehatan global. Bahkan diperkirakan saat ini kasus kematian akibat resistensi antimikroba mencapai 700 ribu orang per tahun. Ini tentu merupakan angka yang besar, terlebih apabila tidak ditangani pada tahun 2050 diperkirakan jumlah kematian bisa bertambah hingga mencapai 10 juta orang di seluruh dunia.

Ada berbagai penyebab yang bisa meningkatkan kasus resistensi antimikroba. Mulai dari penggunaan antimikroba yang tidak berdasarkan resep dokter, konsumsi antimikroba yang tidak tuntas, hingga dosis pemberian antimikroba yang tidak sesuai.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan kerja sama antara seluruh pihak baik dari pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat. Dengan demikian, penggunaan antimikroba dapat lebih diawasi dan mulai terbangun kesadaran akan bahaya apabila terjadi resistensi antimikroba.

Menerapkan Strategi PPRA di Rumah Sakit 

Salah satu upaya untuk mengendalikan resistensi antimikroba adalah dengan menerapkan strategi PPRA di rumah sakit dan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman terkait mekanisme timbulnya resistensi, sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan secara maksimal.

Berikut ini adalah beberapa strategi PPRA yang dapat Anda terapkan di masing-masing bidang rumah sakit yang Anda kelola:

  1. Bidang keperawatan

Sebagai salah satu bagian yang paling sering bersinggungan dengan pasien, dalam menerapkan strategi PPRA, bidang keperawatan harus meningkatkan standar dalam upaya mencegah resistensi antibiotik. Selain itu, perawat juga harus lebih hati-hati dalam memberikan antibiotik dan pastikan berikan penjelasan yang lugas agar pasien menggunakan antibiotik dengan benar.

  1. Instalasi farmasi

Instalasi farmasi merupakan bagian yang bersentuhan langsung dengan ketersediaan antibiotik di rumah sakit. Oleh karena itu, bidang ini perlu menjamin mutu dan ketersediaan antibiotik, serta memberikan rekomendasi,  juga konsultasi terkait penanganan pasien infeksi.

Hal tersebut meliputi pengkajian resep obat, pengendalian dan pemantauan penggunaan antibiotik, serta kunjungan ke ruang inap pasien bersama tim lainnya. Selain itu, petugas farmasi juga harus memberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan antibiotik yang tepat dan benar.

  1. Laboratorium

Dalam menerapkan strategi PPRA di rumah sakit, laboratorium juga turut berperan dalam melakukan pelayanan pemeriksaan mikrobiologi. Nantinya dari hasil pemeriksaan ini, analis laboratorium akan memberikan rekomendasi dan konsultasi terkait dengan proses penanganan pasien infeksi yang dirawat di rumah sakit.

Selain itu, laboratorium juga memberikan informasi terkait dengan pola bakteri dan pola resistensi bakteri secara berkala setiap tahun. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk menentukan langkah pengendalian resistensi antimikroba selanjutnya.

  1. Tim pencegahan pengendalian infeksi

Demi mendukung kesuksesan pemantauan antibiotik, tim pencegahan pengendalian infeksi juga perlu dibentuk. Tim ini bertugas untuk memberikan pengawasan dan pemantauan terhadap kasus infeksi yang disebabkan oleh resistensi antibiotik. 

Selanjutnya, pasien yang terinfeksi bakteri resisten antibiotik akan diisolasi untuk mempermudah proses penyembuhan dan mencegah terjadinya penularan. Berdasarkan kasus ini, tim akan menyusun pedoman penanganan kasus serupa jika terulang di kemudian hari.

  1. Tim farmasi dan terapi

Tim farmasi dan terapi menjadi bagian yang paling penting dalam menerapkan strategi PPRA di rumah sakit. Pasalnya, tim ini berperan dalam proses penyusunan kebijakan dan panduan, pemantauan, dan melakukan evaluasi terhadap penggunaan antibiotik di rumah sakit. Jadi, tim ini yang akan bertugas untuk membuat kebijakan dan memantau implementasinya.

Penerapan strategi PPRA pada setiap bidang di rumah sakit merupakan langkah konkret yang dilakukan demi mengendalikan perkembangan kasus resistensi antibiotik. Dengan demikian penggunaan antibiotik dapat dilakukan secara bijak sesuai dengan penyebab, dosis, lama pemberian, efek samping minimal, dan berdampak minim pada munculnya kasus resistensi antibiotik.

Apabila saat ini Anda masih terkendala dalam menerapkan strategi PPRA, Anda dapat memilih AVIAT sebagai vendor untuk memperbarui sistem informasi manajemen  di rumah sakit yang Anda kelola. Saat ini, AVIAT hadir dengan beragam modul baru yang dapat memudahkan Anda untuk memantau penggunaan antibiotik.

Salah satunya adalah fitur monitoring PPRA. Melalui fitur ini, baik dokter maupun petugas kesehatan lainnya dapat lebih mudah untuk melakukan pengawasan penggunaan antibiotik. Selain itu, proses pencatatan pun akan lebih rapi karena tersimpan di dalam arsip sistem.

Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seputar Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) milik AVIAT? Anda dapat langsung menghubungi tim marketing kami untuk mendapatkan informasi selengkapnya! (Sherlya)

Similar Posts