Mengatasi Tantangan Keamanan Informasi di Rumah Sakit dengan AVIAT

Mengatasi Tantangan Keamanan Informasi di Rumah Sakit dengan AVIAT

Keamanan informasi data rumah sakit kini menjadi perhatian yang kian ramai diperbincangkan. Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap isu tersebut tidak lepas dari maraknya pemberitaan mengenai kebocoran data pasien yang diduga sering kali terjadi termasuk pada awal tahun 2022 ketika COVID-19 tengah terjadi di Indonesia.

Saat itu, ada pihak tidak bertanggung jawab yang diduga menyebarkan dan menjual dokumen berisi data pribadi pasien yang berasal dari berbagai rumah sakit di Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pun segera berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menanggulangi hal tersebut. Selain itu, Kemkominfo juga meminta seluruh Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) baik publik maupun privat untuk memerhatikan kelayakan dan keamanan informasi pada sistem pengelola data.

Berbagai Ancaman Keamanan Informasi pada Sistem Rumah Sakit

Saat ini, hampir seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) mengandalkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) untuk menjalankan seluruh proses pelayanan kesehatan. Kemajuan teknologi ini membuat penyimpanan data pasien dan riwayat pemeriksaan juga dilakukan secara digital. 

Penyimpanan data secara digital tentu menghadirkan kemudahan, tetapi di sisi lain sistem ini juga menghadapi berbagai ancaman yang dapat menyerang keamanan informasi data kesehatan. Adapun beberapa ancaman pada sistem data kesehatan, antara lain:

  1. Ransomware

Jenis serangan ini dapat menyebar melalui email, iklan, atau jaringan yang telah diatur sedemikian rupa untuk mengenkripsi data atau file sehingga Anda tidak dapat mengaksesnya tanpa kunci deskripsi. Pelaku umumnya menggunakan ancaman ini untuk menuntut tebusan apabila pengguna ingin mendapatkan kunci deskripsinya kembali.

  1. Malware 

Tidak hanya ransomware, keamanan informasi pada sistem juga dapat terancam oleh malware. Perangkat lunak yang berbahaya ini biasanya terdiri dari beberapa bentuk, seperti virus, worm, trojan, dan berbagai jenis perangkat lunak berbahaya lainnya. 

Serangan yang dilakukan virus dapat merusak data di komputer, bahkan tanpa sepengetahuan atau izin dari pengguna. Sementara worm akan menyebar melalui jaringan, menggandakan dirinya, dan menyebabkan kerusakan yang luas. Kemudian trojan dapat menyebar sebagai perangkat lunak yang resmi, tetapi melakukan aktivitas berbahaya di background sistem.

  1. Phishing

Ancaman keamanan informasi lainnya adalah phishing yang umumnya menggunakan email atau pesan yang nampak resmi untuk membohongi penerima. Pelaku akan memanfaatkan rasa takut penerima, untuk kemudian mendapatkan informasi pribadi, seperti password, alamat rumah, atau nomor kartu kredit.

  1. Social engineering

Social engineering merupakan teknik ancaman keamanan data yang mengandalkan aktivitas manusia. Awalnya, pelaku akan mendekati korban untuk mendapatkan kepercayaannya sehingga korban mau membagikan berbagai informasi pribadi, seperti kata sandi handphone atau berbagai informasi dan akses lain yang semestinya tidak diketahui orang lain.

  1. Spoofing

Sama seperti social engineering, spoofing juga merupakan ancaman keamanan data yang melibatkan seseorang yang menyamar sebagai orang atau entitas lain. Umumnya, pelaku akan membuat alamat email palsu dan situs web yang menyerupai situs asli untuk mengelabui korban.

  1. Man in the middle

Man in the middle adalah ancaman keamanan informasi yang dilakukan dengan menyusup ke dalam komunikasi antara dua pihak. Serangan ini dapat terjadi dalam jaringan yang tidak aman, seperti WiFi publik. Penyerang tidak hanya akan menyadap, tetapi juga dapat memodifikasi percakapan dan mencuri data saat proses pengiriman berlangsung.

  1. Pencurian data

Pencurian data merupakan ancaman yang melibatkan akses ilegal dan pengambilan data pribadi atau korporat, seperti catatan keuangan, informasi pribadi pasien, data medis, dan rahasia perusahaan lainnya. Pelaku dapat menggunakan berbagai cara untuk mencuri data, seperti serangan siber, pencurian perangkat, atau memanfaatkan kebocoran dari sumber internal perusahaan.

AVIAT Solusi untuk Hadapi Tantangan Keamanan Informasi

Rumah sakit tentu menghadapi tantangan keamanan data yang sangat besar di tengah kemajuan teknologi. Oleh karena itu, penyedia layanan kesehatan harus memastikan bahwa mereka menggunakan sistem manajemen rumah sakit yang telah mengimplementasikan perangkat lunak dengan keamanan terbaru.

AVIAT dapat menjadi solusi terbaik bagi pengelola rumah sakit yang ingin meningkatkan keamanan informasi dan data yang mereka miliki. Mengandalkan teknologi keamanan terbaru, SIMRS AVIAT mampu mendeteksi hingga mencegah serangan malware, ransomware, dan serangan lainnya.

Tidak hanya itu, AVIAT juga telah meningkatkan keamanan informasi yang ada di rumah sakit dengan menerapkan verifikasi dua langkah. Kemudian manajemen juga dapat mengatur sejauh mana wewenang karyawan dalam mengakses data di rumah sakit untuk menghindari kehadiran pihak tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan data rumah sakit.

Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai berbagai solusi yang dihadirkan AVIAT untuk menjaga keamanan data? Segera hubungi tim marketing kami untuk mendapatkan informasi selengkapnya. (sherlya)

Similar Posts