Implementasi RME Terintegrasi Mampu Tingkatkan Kecepatan Kerja Nakes
Fragmentasi data kesehatan masih menjadi salah satu tantangan yang dihadapi sektor pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari sedikitnya fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang telah menerapkan sistem RME terintegrasi. Fragmentasi data kesehatan menyebabkan data yang disimpan pada suatu aplikasi tidak sinkron dengan aplikasi kesehatan lainnya. Padahal, beberapa data pasien harus diinput pada beberapa aplikasi kesehatan.
Pada penerapannya, setiap fasyankes memiliki beberapa aplikasi kesehatan yang berbeda. Kondisi tersebut mengharuskan tenaga kesehatan (nakes) untuk menginput data pasien yang sama secara berulang di beberapa aplikasi yang berbeda. Dampaknya, lebih banyak waktu nakes yang dihabiskan untuk melakukan penginputan data dibanding merawat pasien.
Faktanya, pengelolaan data kesehatan menimbulkan beban pekerjaan yang cukup besar. Dilansir dari www.techrepublic.com, laporan Critical Technology for Critical Care: State of Mobility in Healthcare 2020/21 mencatat bahwa 56% waktu kerja nakes habis hanya untuk mengakses dan memperbarui catatan pasien. Padahal, beban penginputan data tersebut dapat diminimalisir melalui integrasi data yang diwujudkan dengan penerapan RME Terintegrasi.
Apa itu RME Terintegrasi?
RME atau rekam medis elektronik merupakan teknologi yang mengubah arsip rekam medis menjadi digital dan memungkinkan pengelolaan lebih lanjut melalui aplikasi. Sama seperti rekam medis cetak, RME akan menyimpan seluruh informasi status kesehatan serta layanan kesehatan yang sedang atau telah diperoleh pasien. Catatan kesehatan ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh nakes dalam melakukan analisis, perawatan, hingga pengobatan.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan data rekam medis, RME dapat diintegrasikan dengan sistem informasi fasyankes. Dengan begitu, akan terwujud integrasi data ke setiap unit layanan yang menciptakan akses data secara lebih luas. RME terintegrasi memungkinkan pertukaran data antar aplikasi. Data pasien yang telah diinput pada satu aplikasi akan tersinkron secara otomatis dengan aplikasi lainnya.
Namun, tidak semua aplikasi RME dapat diintegrasikan dengan sistem informasi fasyankes. Untuk dapat dihubungkan dengan aplikasi kesehatan lainnya, aplikasi RME harus memiliki kemampuan interoperabilitas, yaitu mampu dihubungkan dan saling bertukar data dengan aplikasi kesehatan lainnya.
Mengapa Harus RME Terintegrasi?
Tidak terintegrasinya data pada masing-masing aplikasi kesehatan memaksa nakes harus menginput data pasien yang sama secara berulang di beberapa aplikasi. Semakin banyak aplikasi kesehatan yang harus di input datanya, semakin lama nakes harus menghabiskan waktu untuk mencatat informasi pasien yang sama di setiap aplikasi.
Integrasi data yang diwujudkan dari penerapan RME terintegrasi akan membantu staf RS atau nakes dapat bekerja dengan lebih cepat. Setiap data yang dimasukkan ke dalam suatu aplikasi akan secara otomatis tersinkron dengan aplikasi kesehatan yang lain. Itu artinya, nakes hanya perlu menginput data pasien pada satu aplikasi kesehatan utama saja.
Penerapan RME terintegrasi secara otomatis akan meringankan beban kerja administrasi nakes. Terlebih, penginputan data rekam medis pasien menjadi lebih praktis dengan dukungan aplikasi. Aktivitas kerja nakes yang sudah sangat padat tidak lagi ditambahi dengan beban administrasi yang rumit. Dengan begitu, energi yang dimiliki nakes tidak habis untuk bergulat dengan data. Nakes dapat lebih fokus untuk memberikan perawatan kepada pasien.
Alasan Lain Untuk Mengimplementasi RME Terintegrasi
Data pasien merupakan sumber informasi bagi nakes untuk mengetahui kondisi kesehatan maupun informasi pribadi pasien yang berhubungan dengan diagnosa dan pengobatan. Sayangnya, fragmentasi data membuat akses data nakes terbatas. Dengan menerapkan RME terintegrasi, nakes dapat mengakses big data kesehatan yang dapat membantu proses diagnosis dan perawatan. Hal tersebut akan meningkatkan potensi diagnosa yang dibuat menjadi lebih akurat, serta tindakan pengobatan lebih efektif.
Integrasi data juga mewujudkan ketersediaan data yang cepat. Data yang diinput pada satu unit layanan dapat langsung diakses oleh unit RS lainnya. Hal ini akan meminimalisir kebutuhan laporan kerja secara manual yang melelahkan. RME terintegrasi juga memungkinkan data kesehatan pasien dapat diakses staf secara realtime sehingga mampu mempercepat kinerja proses layanan rumah sakit.
Penerapan RME terintegrasi dapat membantu mengatasi fragmentasi data kesehatan dan meningkatkan kecepatan kerja nakes di Indonesia. Integrasi data yang diwujudkan dengan RME terintegrasi memungkinkan data pasien tersedia secara lebih luas dan terhubung ke setiap unit layanan, sehingga nakes hanya perlu menginput data pasien pada satu aplikasi utama saja. Penggunaan aplikasi AVIAT SIMRS dapat mendukung kebutuhan penerapan RME terintegrasi yang efektif. AVIAT SIMRS merupakan aplikasi kesehatan yang mampu melakukan integrasi data secara otomatis dan memiliki kemampuan interoperabilitas untuk dihubungkan dengan aplikasi kesehatan lainnya. Dengan menggunakan AVIAT SIMRS, nakes dapat bekerja lebih cepat dan efisien dalam memberikan perawatan kepada pasien. Hubungi tim marketing AVIAT untuk berdiskusi lebih lanjut! (Septiani)