Tingkatkan Kredibilitas Rumah Sakit dengan E-Prescription
Bekerja sebagai tenaga medis memiliki tanggung jawab dan risiko kerja yang besar. Risiko kerja disini bukan hanya kecelakaan kerja yang berdampak pada fisik perawat, tapi juga kepada pasien. Kesalahan diagnosis, analisis maupun pengobatan dapat menyebabkan penyakit pasien tidak sembuh, bertambah parah, atau bahkan berdampak pada kematian pasien. Salah satu kesalahan medis yang sering terjadi adalah kesalahan pengobatan. Itulah yang kemudian menjadi salah satu faktor pendorong dibuatnya sistem resep elektronik (e-prescription).
Risiko kesalahan pengobatan dalam dunia medis bukan hanya sebatas peringatan saja. Masih sangat sering dijumpai kesalahan tindakan medis yang berdampak buruk bagi pasien sendiri. Bukan hanya di Indonesia yang notabene sebagai negara berkembang, Amerika Serikat yang merupakan negara maju juga terus berkutat dengan permasalahan ini. Dilansir dari ncbi.nlm.nih.gov, riset dari Institute of Medicine menemukan bahwa sekitar 1,5 juta kesalahan pengobatan yang sebenarnya dapat dicegah terjadi setiap hari di Amerika Serikat. Dalam waktu yang sama, lebih dari 7.000 kematian pasien meninggal dunia karena tulisan tangan resep yang buruk dan kesalahan penulisan resep.
Kasus kesalahan pengobatan yang tinggi di sebuah layanan rumah sakit tentu akan berdampak pada kredibilitas rumah sakit yang rendah. Masyarakat akan menjadi kurang percaya dengan kinerja rumah sakit dan pada akhirnya memilih untuk berobat di rumah sakit tersebut. Melihat dampak yang ditimbulkan dari kesalahan peresepan obat pasien, manajemen rumah sakit harus segera mencari solusi untuk menekan potensi terjadinya kesalahan dalam sistem peresepan di rumah sakit.
E-Prescription, Solusi Meminimalisir Kesalahan Peresepan Obat
Kesalahan pengobatan yang disebabkan oleh human error dapat diminimalisir dengan peningkatan kompetensi dan kefokusan petugas medis. Namun, seringkali petugas medis merasa kelelahan dan kesalahan yang tidak disengaja bisa saja terjadi. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk menekan potensi kesalahan peresepan obat?
Selama ini, tingginya fenomena kesalahan peresepan obat seringkali disebabkan karena kelemahan sistem pada peresepan yang dicatat di kertas. Seperti kesalahan pembacaan atau penafsiran tulisan resep dokter yang kurang jelas, kesalahan penulisan resep, maupun kesalahan pemilihan obat atau dosis yang dilakukan oleh dokter sendiri. Rumah sakit dapat menekan risiko-risiko kesalahan tersebut dengan menggunakan e-prescription.
Penggunaan e-prescription terbukti dapat meningkatkan akurasi resep, karena meminimalisir risiko kesalahan tafsir. Dilansir dari hitconsultant.net, tingkat akurasinya hingga 64% lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan resep tulisan tangan dokter. Temuan serupa juga ditemukan dari riset yang dilakukan oleh Kaushal. Seperti yang dilansir dari ncbi.nlm.nih.gov, penggunaan e-prescription dapat menurunkan tingkat kesalahan peresepan obat dari 42,5 per 100 resep menjadi 6,6 per 100 resep hanya dalam satu tahun setelah penerapan e-prescription. Sepertujuh lebih rendah dari sistem peresepan obat secara konvensional.
Bagaimana E-Prescription Meningkatkan Kredibilitas RS
Dari berbagai temuan riset yang telah dilakukan, penggunaan e-prescription terbukti mampu mengurangi meningkatkan akurasi dosis dan indikasi obat. Pengurangan risiko kesalahan peresepan obat ini akan berdampak pada berkurang atau bahkan ditiadakannya berbagai risiko yang dapat diakibatkan karena kesalahan pengobatan.
Saat sistem peresepan yang dilakukan sesuai, pengobatan pasien dapat lebih efektif. Secara tidak langsung, potensi kesembuhan pasien juga akan dapat lebih terjamin. Pengobatan yang efektif akan meningkatkan kepercayaan pasien pada pelayanan rumah sakit. Itu artinya, kredibilitas rumah sakit dapat meningkat dengan penerapan e-prescription.
Selain meningkatkan akurasi pengobatan, e-prescription dapat memudahkan dan mempercepat layanan kesehatan dengan otomatisasi proses yang dilakukan. Layanan yang lebih cepat tentu akan membuat pasien menjadi lebih senang. Mereka tidak perlu lagi menunggu lama hanya untuk mengambil obat. Ini juga akan menjadi penilaian positif bagi layanan rumah sakit.
Rumah sakit dapat membangun sistem e-prescription atau menggunakan aplikasi yang telah siap pakai seperti AVIAT. Modul e-prescription AVIAT dapat membantu meningkatkan kredibilitas rumah sakit Anda karena membantu meningkatkan efektivitas program pengobatan pasien. Kesalahan dalam peresepan dapat diminimalisir karena data langsung terkirim ke bagian apotek secara jelas termasuk untuk dosisnya.
Anda dan tim manajemen rumah sakit bahkan dapat mencoba menggunakan modul e-prescription karena AVIAT menyediakan layanan demo aplikasi. Dengan demikian, Anda dan tim dapat memahami dengan lebih jelas tentang sistem kerjanya sekaligus potensinya untuk meningkatkan kualitas layanan rumah sakit Anda. Silakan hubungi tim marketing AVIAT untuk informasi berdiskusi lebih banyak! (Septiani)