Wujudkan Sistem Manajemen Farmasi yang Transparan dengan Modul Medical Notes and Ancillary AVIAT
Bagi masyarakat Indonesia, khususnya kalangan menengah ke bawah, hal pertama yang mereka pikirkan ketika mereka divonis terkena suatu penyakit bukanlah apakah mereka dapat sembuh atau tidak. Namun, hal yang terlintas pertama kali justru apakah mereka memiliki uang yang cukup untuk membayar obat dan perawatannya atau tidak. Biaya berobat memang selalu menjadi salah satu pembahasan yang cukup sensitif, khususnya bagi pasien menengah ke bawah. Hal yang mungkin terdengar sepele seperti seperti tidak rincinya biaya obat yang mereka tebus, dapat menjadi masalah serius karena menimbulkan keresahan dan kecurigaan pasien akan adanya manipulasi harga. Dampaknya, mereka enggan datang berobat kembali di rumah sakit dan memilih opsi lain yang lebih murah. Hal ini harus segera disadari, khususnya oleh manajemen farmasi.
Tantangan Manajemen Farmasi Rumah Sakit
Melihat bahwa biaya pengobatan menjadi salah satu isu sensitif bagi pasien, pihak rumah sakit harus menjadikan biaya layanan sebagai salah satu pertimbangan dalam analisis pengembangan layanan manajemen farmasi. Salah satu permasalahan yang seringkali dikeluhkan pasien dalam penebusan obat adalah harga obat yang ditebus tidak terinci. Hal tersebut justru seringkali membuat pasien tidak nyaman. Sayangnya, keterbatasan sistem seringkali membuat petugas tidak merincikan biaya obat yang ditebus pasien.
Meskipun umum ditemui, nyatanya tidak terincinya biaya obat seringkali menimbulkan kecurigaan dari sisi pasien akan adanya manipulasi harga dari pihak rumah sakit. Seperti yang dilansir dari lifestyle.kompas.com, terdapat berita dari RSU Lasinrang, Sulawesi Utara yang diduga melakukan pemberian nota obat dengan daftar harga yang tidak terinci membuat masyarakat menduga adanya modus dari pihak RSU Lasinrang untuk mendapatkan keuntungan lebih dari kesulitan pasien. Padahal hal itu belum tentu benar-benar disebabkan oleh penyalahgunaan oleh pihak rumah sakit. Berdasarkan penuturan Direktur RSU Lasinrang, Hasnah Syam, MARS, bahwa pemberian nota tanpa rincian harga persatuan obat lebih karena keterbatasan tenaga di apotek rumah sakit dan fasilitas yang masih serba manual.
Hal ini harus mendapat perhatian bagi rumah sakit, khususnya dalam manajemen farmasi. Terlepas dari benar atau tidaknya informasi tersebut, berita yang beredar akan membuat kepercayaan masyarakat turun. Terlebih lagi dengan kemajuan teknologi informasi yang dapat dibagikan dan menyebar dengan cepat. Dapat Anda bayangkan betapa besar dampak buruk yang disebabkan terhadap kredibilitas rumah sakit.
Selain itu, manajemen farmasi juga perlu menyadari bahwa adanya celah sistem seperti itu juga dapat dimanfaatkan dengan mudah jika ada oknum nakal. Mereka dapat dengan mudah memanipulasi harga tanpa diketahui rumah sakit. Dampaknya tentu kerugian yang sangat besar secara non materiil bagi pihak rumah sakit.
Lalu apa yang dapat dilakukan oleh manajemen farmasi untuk menghindari risiko tersebut? Solusi yang efektif adalah menciptakan sistem yang transparan. Dari kasus tersebut, dapat disadari pentingnya transparansi biaya pengobatan dan penggunaan teknologi administrasi yang mendukung. Salah satunya dengan menerapkan Modul Medical Notes and Ancillary AVIAT.
Mengapa Modul Medical Notes and Ancillary AVIAT?
Dengan keterbukaan informasi tentang harga obat yang diberikan, manajemen farmasi dapat menghindari timbulnya kecurigaan pasien terhadap adanya manipulasi harga. Itulah sebabnya, penerapan aplikasi yang mendukung pemberian nota obat yang terperinci menjadi satu hal yang wajib dipertimbangkan manajemen farmasi. Modul Medical Notes and Ancillary AVIAT memungkinkan pasien untuk mendapatkan rincian biaya dari setiap obat yang ditebusnya dari apotek rumah sakit. Dengan demikian, pasien akan merasa lebih percaya dan bersedia untuk membayar besaran biaya yang tercantum. Hal ini secara otomatis hal ini juga akan menciptakan kepercayaan pasien kepada rumah sakit.
Penerapan Modul Medical Notes and Ancillary AVIAT juga akan menciptakan efisiensi layanan manajemen farmasi dengan otomatisasi pembuatan nota yang dihasilkan. Pasien tidak perlu menunggu terlalu lama hanya untuk mendapatkan nota tagihan saja. Layanan yang cepat pada akhirnya akan mendorong lebih banyak penilaian positif dari pasien, khususnya bagi mereka yang tidak punya waktu banyak.
Mungkin teknologi ini masih terdengar asing bagi Anda, namun tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tim AVIAT siap untuk memberikan pendampingan bagi tim manajemen farmasi untuk memahami sistem kerja aplikasi dan beradaptasi dengan lebih mudah. Selain didesain dengan tampilan yang mudah dioperasikan, modul ini juga menggunakan istilah yang umum digunakan dalam sistem manajemen rumah sakit, sehingga semakin mudah dipahami.
Segera hubungi tim marketing AVIAT untuk berkonsultasi lebih mendalam tentang rencana pengembangan sistem manajemen farmasi rumah sakit Anda! (Septiani)