Pengaruh Implementasi RME Terintegrasi Terhadap Manajemen Distribusi Sektor Kesehatan
Rekam medis elektronik (RME) merupakan sebuah inovasi teknologi digital yang memungkinkan pengelolaan data rekam medis melalui sistem aplikasi. Seiring dengan berkembangnya teknologi, kini telah ada RME terintegrasi dengan aplikasi kesehatan digital lainnya, seperti SIMRS, telemedis, serta platform Indonesia Health Services (IHS) yang diluncurkan pemerintah untuk mengintegrasikan data kesehatan nasional.
Penerapan RME terintegrasi mampu memberikan banyak kemudahan, salah satunya pada proses distribusi sektor kesehatan. RME menjadi penyedia data yang akurat dan cepat, sehingga dapat menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan manajemen distribusi di fasilitas kesehatan (faskes). Berikut tiga manfaat penerapannya dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen distribusi faskes.
Distribusi Pasokan Obat
Implementasi RME terintegrasi akan menciptakan konektivitas data di setiap unit layanan, termasuk antara unit perawatan dengan gudang farmasi. Manajemen faskes, staf faskes yang berwenang, maupun pemerintah dapat mengakses data ketersediaan obat di gudang farmasi secara realtime. Dukungan data yang realtime dan akurat menjadi sumber informasi yang sangat berharga dalam membantu faskes melakukan pengadaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Tak hanya data ketersediaan obat, RME terintegrasi juga dapat menunjukan data tentang statistik jenis penyakit yang banyak dialami masyarakat. Ketika kedua data ini dihubungkan, manajemen dan faskes dapat lebih mudah untuk mengetahui tingkat konsumsi obat serta memprediksi kebutuhan obat dalam periode tertentu. Hal ini akan meningkatkan efektifitas pengadaan obat sehingga sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
RME terintegrasi juga dapat menjadi sumber data yang akurat dan cepat untuk menghitung periode distribusi yang diperlukan. Data ini kemudian dapat dimanfaatkan oleh pemerintah maupun manajemen dalam merencanakan pengadaan dan distribusi pasokan obat ke faskes. Dengan perencanaan dan perhitungan yang akurat, kekosongan obat karena pengadaan yang telat dapat dicegah.
Distribusi Alat Kesehatan
Selain mengetahui tingkat konsumsi obat, RME terintegrasi juga menunjukkan tingkat penggunaan alat kesehatan secara riil. Data tersebut dapat digunakan oleh pemerintah maupun manajemen faskes untuk menganalisis kebutuhan alat kesehatan dan perencanaan proses distribusinya, serta kapan harus melakukan pemesanan alat kesehatan tambahan.
Faktanya, dukungan data RME terintegrasi yang akurat dan dapat diakses secara realtime menjadi elemen penting dalam proses distribusi alat kesehatan. Berkaca pada pandemi Covid-19 lalu, tidak sedikit faskes yang melakukan perancangan ulang kebutuhan alat kesehatan karena adanya perubahan kebutuhan di lapangan akibat pandemi.
Sejatinya, permasalahan tersebut dapat dicegah ketika perencanaan yang dilakukan diawal melibatkan data dan analisa prediksi perkembangan penyakit atau wabah yang ada di tengah masyarakat sedini mungkin. RME terintegrasi inilah yang dapat menjadi solusi ketersediaan data yang cepat, integral, serta akurat.
Distribusi SDM Kesehatan
SDM kesehatan menjadi salah satu pilar transformasi sektor kesehatan yang telah ditetapkan oleh KemenKes. Salah satu latar belakang yang menjadikan SDM sebagai salah satu fokus transformasi adalah belum meratanya ketersediaan nakes di wilayah Indonesia, terutama puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang paling dekat dan diakses pertama kali oleh masyarakat.
Dilansir dari www.kompasiana.com, laporan kinerja PPSDM tahun 2021 mencatat terdapat 508 Puskesmas (4,95%) yang tidak memiliki dokter sama sekali. Permasalahan sama juga terjadi pada ketersediaan dokter spesialis yang cenderung cenderung berpusat di ibu kota serta kota-kota besar saja. Selain terbatasnya jumlah SDM, perencanaan distribusi SDM yang tidak tepat menjadi penyebabnya.
Implementasi RME terintegrasi dapat menjadi sumber informasi yang akurat dalam mewujudkan pemerataan distribusi kesehatan. Dengan mempertimbangkan kuantitas penderita yang tertinggi dalam data RME nasional, pemerintah dapat merencanakan upaya distribusi SDM kesehatan yang lebih terukur sesuai kebutuhan masing-masing daerah. RME terintegrasi juga dapat menjadi sumber informasi yang sangat berharga untuk menentukan pola distribusi SDM Kesehatan pada setiap tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan.
Untuk memenuhi kebutuhan rekam medis elektronik, AVIAT SIMRS telah menyediakan fitur yang memungkinkan pengelolaan data rekam medis secara terintegrasi dengan faskes dan aplikasi lainnya. Selain membantu mewujudkan manajemen distribusi faskes yang lebih efektif, AVIAT SIMRS juga dapat mendukung faskes Anda untuk semakin bersaing di era digital. Jadi, tunggu apa lagi? Segera hubungi tim marketing AVIAT untuk penjelasan lebih lanjut atau langsung ajukan request demo aplikasi dan pahami secara lebih detail kecanggihan fitur-fitur serta cara kerjanya! (Septiani)