Pengaruh Efektivitas Monitoring Efek Samping Obat Terhadap Reputasi Faskes

Pengaruh Efektivitas Monitoring Efek Samping Obat Terhadap Reputasi Faskes

Setiap pasien yang berobat pasti mengharapkan kesembuhan. Umumnya, dokter akan meresepkan obat untuk mengatasi gejala dan mempercepat proses penyembuhan pasien. Meskipun memiliki manfaat, obat juga dapat menimbulkan efek samping negatif yang tidak diinginkan. Beberapa contoh efek samping obat yang sering muncul adalah sakit kepala, nyeri otot, dan mual. Namun, beberapa kasus efek samping obat juga dapat menimbulkan gejala berat yang mengancam jiwa pasien, misalnya seperti kerusakan organ dan fungsi hati. Untuk menjaga keselamatan pasien, rumah sakit harus melakukan kegiatan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) sebagai bagian integral dari layanan kesehatan mereka.

Monitoring efek samping obat adalah proses sistematis untuk memantau reaksi negatif atau tidak diinginkan yang dapat terjadi setelah penggunaan obat. Tujuan utamanya adalah memastikan keamanan dan kemanjuran pengobatan. Proses ini mencakup pemantauan terhadap gejala yang muncul, seperti reaksi alergi, gangguan pencernaan, atau perubahan kondisi fisik. Apoteker dan tenaga kesehatan memiliki peranan yang penting dalam mengidentifikasi dan melacak potensi timbulnya efek samping ini pada pasien.

Mengapa Perlu Monitoring Efek Samping Obat?

Efek samping obat merupakan salah satu resiko yang bisa saja terjadi dalam pengobatan. Efek samping obat tidak selalu disebabkan karena jenis obat yang dikonsumsi, namun juga bisa karena faktor riwayat kesehatan pasien. Seperti yang diberitakan www.health.detik.com, sebuah akun jejaring sosial TikTok menyampaikan bahwa dirinya menderita vitiligo setelah mengkonsumsi sebuah obat herbal. Setelah ditelusuri, efek samping tersebut muncul karena pasien memiliki riwayat gangguan autoimun dari ayahnya, dimana hal ini menjadi salah satu faktor pemicu vitiligo.

Faktanya, banyak kasus bahwa suatu obat tidak menimbulkan efek negatif kepada satu pasien, tetapi menyebabkan efek samping pada pasien lainnya. Hal tersebut terjadi karena ada banyak faktor yang bisa menyebabkan efek samping obat, seperti dosis dan jenis obat yang dikonsumsi, riwayat penyakit dan pengobatan pasien, serta interaksi obat. Kondisi ini dapat menjadi lebih parah dengan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan efek samping obat. Oleh sebab itu, faskes perlu melakukan monitoring efek samping obat.

Pengaruh Monitoring Efek Samping Obat Terhadap Reputasi Rumah Sakit

Jasa pelayananan kesehatan merupakan sektor yang sangat bergantung pada kepercayaan masyarakat. Masyarakat berkenan untuk berobat ke suatu rumah sakit atau faskes lain karena mereka percaya bahwa faskes tersebut dapat menyembuhkan penyakit mereka, serta tidak menimbulkan efek samping negatif pasca menjalani pengobatan. Jadi, ketika sebuah faskes memiliki reputasi layanan yang buruk, pasien akan cenderung memilih untuk berobat di tempat lain yang lebih aman.

Timbulnya efek samping merugikan setelah konsumsi obat menjadi salah satu faktor yang dapat menghancurkan reputasi faskes. Sudah tidak terhitung berapa banyak pasien yang kecewa bahkan menggugat ganti rugi kepada pihak faskes akibat merasakan efek samping dari konsumsi obat. Beberapa bahkan menjadi pemberitaan di berbagai surat kabar, baik cetak maupun elektronik. Pemberitaan seperti ini pada akhirnya akan menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan faskes tersebut.

Berangkat dari pengalaman tersebut, sudah selayaknya faskes menjadikan monitoring efek samping obat sebagai salah satu prioritas layanan. Proses ini akan memastikan bahwa setiap resiko atau gejala merugikan yang muncul setelah konsumsi obat dapat segera diidentifikasi. Deteksi dini terhadap resiko efek samping obat ini mmemungkinkan dokter dan tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan pencegahan yang tepat, seperti menghentikan pengobatan atau mengganti obat yang diresepkan kepada pasien.

Data yang dikumpulkan dalam monitoring efek samping obat juga menjadi sumber informasi berharga bagi para profesional kesehatan untuk melakukan evaluasi dan mengidentifikasi efek samping obat yang mungkin belum teridentifikasi. Hal ini menjadi pembelajaran yang sangat penting bagi faskes untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pengobatan di kemudian hari. Dengan pelayanan kesehatan yang akurat dan aman, kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan faskes juga akan meningkat.

Modul Farmasi Klinis AVIAT SIMRS hadir sebagai solusi terdepan dalam memudahkan monitoring efek samping obat di fasilitas kesehatan. Dengan desain yang terintegrasi secara sempurna dengan unit lain dalam faskes, sistem ini memastikan bahwa data mengenai efek samping obat dapat dengan cepat dan akurat disinkronkan pada layar komputer setiap tenaga kesehatan. Pemanfaatan Modul Farmasi Klinis tidak hanya membantu mengidentifikasi risiko atau gejala merugikan yang mungkin timbul setelah konsumsi obat, tetapi juga memberikan kemudahan dalam mendokumentasikan informasi tersebut. Dengan pemantauan yang efektif, dokter dan tenaga kesehatan dapat melakukan tindakan pencegahan yang tepat dan cepat. 

Anda dapat mengajukan request demo aplikasi untuk memahami lebih banyak tentang fitur dan cara kerja Modul Farmasi Klinis AVIAT SIMRS sebagai tool dalam melakukan monitoring efek samping obat dengan lebih efisien. Hubungi tim marketing AVIAT untuk informasi selengkapnya! (Septiani)

Similar Posts