Keamanan Data Kesehatan Digital Menjadi Tantangan Faskes di Era Digital

Keamanan data kesehatan digital telah menjadi sorotan utama belakangan ini, mencuat sebagai topik utama di berbagai media. Keprihatinan meningkat karena insiden kebocoran data yang merajalela. Kelemahan sistem keamanan data kesehatan digital membuatnya rentan dan mudah disusupi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dalam masyarakat terhadap keamanan data pribadi yang mereka bagikan melalui aplikasi kesehatan pemerintah atau platform lainnya. Situasi ini tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga lembaga kesehatan publik. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa data kesehatan digital memiliki peran krusial dalam meningkatkan sistem layanan kesehatan masyarakat secara digital.

Serangan Ransomware Mengunci Data Rumah Sakit Nasional (2017)

Pada tahun 2017, serangan ransomware bernama WannaCry menggemparkan Rumah Sakit Harapan Kita dan Dharmais. Dampaknya melumpuhkan ratusan server dan PC, bahkan sistem antrean pasien terkena dampak, mengakibatkan kerumitan bagi pasien. Serangan ini tidak hanya merajalela di rumah sakit, tetapi juga menimpa perusahaan-perusahaan besar di 74 negara, mencatat total 45.000 korban yang melapor.

230 Ribu Data Pasien COVID Dijual di Dark Web (2020)

Pada 2020, sebanyak 230 ribu dari 360 ribu data pasien COVID-19 yang disimpan oleh pemerintah bocor dan dijual bebas di dark web. Data yang bocor mencakup informasi lengkap seperti nama, status kewarganegaraan, tanggal lahir, umur, nomor telepon, alamat rumah, Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan hasil tes corona. Keamanan data kesehatan digital pasien menjadi perhatian kritis dalam era digital ini.

1,3 Juta Data Pengguna Aplikasi Kesehatan COVID Bocor (2021)

Pada 15 Juli, peneliti keamanan siber dari VPNMentor mengungkap kebocoran data e-HAC. Lebih dari 1,3 juta pengguna terdampak, dengan data sekitar 2 GB. Selain data pengguna, kebocoran juga mencakup data tes COVID-19, informasi pribadi penumpang, dan data rumah sakit serta staf e-HAC.

Apa Dampaknya Ketika Keamanan Data Kesehatan Digital Mudah Dibobol?

Dapat dikatakan bahwa keamanan data kesehatan digital yang terjamin adalah pondasi utama untuk pengembangan sistem layanan kesehatan digital di masa depan yang lebih cepat, akurat, dan mudah. Ketika keamanan data kesehatan digital ini penuh celah dan lemah, banyak sekali kerugian materi dan nonmateri yang akan diderita.

  1. Runtuhnya Kepercayaan Masyarakat 

Kebocoran data yang berulang kali dalam aplikasi kesehatan digital telah merusak kepercayaan masyarakat. Ketakutan akan penyalahgunaan data pribadi membuat orang enggan berbagi informasi mereka melalui platform tersebut. Tanpa keamanan data kesehatan digital yang memadai, masyarakat akan merasa tidak nyaman dan kehilangan keyakinan terhadap aplikasi kesehatan digital. Hal ini dapat menghambat kemajuan sistem kesehatan digital serta mengurangi partisipasi masyarakat dalam penggunaan teknologi untuk meningkatkan kesehatan dan pelayanan medis.

  1. Perkembangan Teknologi Digital di Bidang Kesehatan Terhambat

Ketidakpercayaan masyarakat terhadap keamanan data kesehatan digital dalam aplikasi menghambat perkembangan dan inovasi layanan tersebut. Kekhawatiran akan penyalahgunaan data menjadi penghalang utama bagi adopsi teknologi yang dapat meningkatkan kesehatan dan pelayanan medis secara digital.

  1. Penyalahgunaan Data Pasien 

Ketika sistem keamanan data kesehatan digital dibobol dan data pasien bocor, itu bukan sekadar informasi sepele yang terungkap. Data yang terekspos mencakup seluruh jejak digital individu dalam dunia kesehatan, dari identitas pribadi hingga riwayat penyakit yang sangat sensitif. Alamat, nomor telepon, bahkan data keluarga, semuanya tersedia bagi siapa pun yang memperolehnya secara ilegal. Konsekuensinya tidak hanya pada privasi, tetapi juga pada keamanan finansial dan kesejahteraan emosional. Kebocoran semacam ini memberi celah bagi praktik-praktik penipuan daring, pencurian identitas, dan bahkan ancaman teror yang tidak bisa diabaikan.

AVIAT SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) dapat menjadi pilihan terbaik bagi pengelola rumah sakit yang ingin meningkatkan perlindungan informasi dan datanya. Mengandalkan teknologi keamanan terbaru, SIMRS AVIAT mampu mendeteksi dan mencegah berbagai serangan seperti malware, ransomware, serta serangan siber lainnya. Selain itu, AVIAT juga meningkatkan keamanan informasi di rumah sakit dengan menerapkan verifikasi dua langkah, yang menambah lapisan perlindungan ekstra. Manajemen rumah sakit juga dapat dengan mudah mengatur tingkat akses karyawan terhadap data, memastikan bahwa hanya pihak yang berwenang yang memiliki akses sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga meminimalkan risiko penyalahgunaan data. 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai berbagai solusi keamanan data yang ditawarkan oleh AVIAT, segera hubungi tim marketing AVIAT untuk informasi selengkapnya!

Similar Posts