Data Kesehatan Digital Pasien Bocor ke Publik, Pertanda Sistem Penyimpanan Digital Tidak Aman?
Kebocoran data digital merupakan salah satu fenomena yang banyak terjadi pada era digitalisasi saat ini. Industri kesehatan pun menjadi salah satu sektor yang tidak dapat lepas dari sasaran peretasan data. Data pribadi pasien, baik pada instansi swasta maupun pemerintah terus-menerus menjadi sasaran hacker. Berbagai media massa, baik cetak maupun digital tidak henti-hentinya memberitakan kasus kebocoran data digital kesehatan di berbagai instansi.
Kasus kebocoran data digital yang terus terjadi menyebabkan pasien khawatir atas kerahasiaan data medis mereka. Terlebih lagi, di dalamnya juga mencakup data pribadi yang dapat saja disalahgunakan oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Kejadian yang terus berulang pada akhirnya memunculkan keraguan atas keamanan sistem penyimpanan digital di sektor kesehatan.
Fenomena Kebocoran Data Digital pada Sektor Kesehatan
Digitalisasi layanan kesehatan memang sedang mengalami tren peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan yang mudah dijangkau masyarakat menuntut seluruh penyedia layanan kesehatan untuk menerapkan teknologi digital. Salah satu bentuk digitalisasi yang wajar dilakukan adalah sistem penyimpanan digital.
Penerapan digitalisasi sistem penyimpanan data kesehatan telah menciptakan efisiensi pengelolaan arsip dan kegiatan administrasi rumah sakit. Hal ini memungkinkan layanan kesehatan dapat diberikan dengan lebih cepat dan praktis. Akan tetapi, nyatanya digitalisasi ini memberikan ancaman akan kebocoran data digital rumah sakit.
Kasus kebocoran data kesehatan yang terus terjadi membuat banyak pihak menjadi ragu untuk menerapkan digitalisasi arsip di instansi mereka. Pada akhirnya, banyak pihak yang mempertanyakan kembali apakah keputusan untuk beralih ke sistem penyimpanan digital sudah tepat. Pihak yang belum melakukan digitalisasi sistem penyimpanan juga menjadi ragu dan mengurungkan niatnya untuk beralih ke sistem penyimpanan digital.
Salah satu kasus kebocoran yang cukup besar terjadi pada tahun 2021 lalu. Dilansir dari www.liputan6.com, sebanyak 279 juta data peserta BPJS Kesehatan berhasil diretas. Banyaknya data yang bocor memunculkan keresahan masyarakat atas keamanan data mereka. Terlebih lagi, mengingat bahwa BPJS merupakan program jaminan kesehatan dari pemerintah yang pesertanya hampir seluruh penduduk Indonesia.
Ironisnya, kejadian bocornya data BPJS bukanlah satu-satunya kasus kebocoran sistem penyimpanan digital di sektor kesehatan. Dilansir dari www.enrymazni.com, jurnal Fifth Annual Benchmark Study on Privacy & Security of Healthcare Data mengungkapkan bahwa sektor kesehatan menyumbang sekitar 44% dari seluruh kasus pelanggaran data selama tahun 2013. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa industri kesehatan merupakan salah satu sektor yang paling rentan mengalami kebocoran data digital.
Benarkah Sistem Penyimpanan Digital Rentan Bocor?
Pada dasarnya, semua metode penyimpanan data, baik yang dilakukan secara digital maupun dalam bentuk cetak sama-sama berpotensi mengalami kebocoran. Kebocoran arsip kertas juga dapat dengan mudah terjadi jika tidak didukung oleh sistem keamanan dokumen yang baik. Oknum pegawai dapat dengan mudah mengambil arsip rekam medis pasien, memfoto atau meng-copy dokumen tertentu tanpa sepengetahuan orang lain. Dokumen asli dapat dikembalikan ke bagian rekam medis, sehingga tidak ada satupun pihak yang menyadari kebocoran data ini.
Jadi, bukan bentuk digitalnya yang menjadi masalah, melainkan penerapan dan sistem keamanan data yang dimiliki oleh rumah sakit yang mempengaruhi tinggi-rendahnya potensi kebocoran data terjadi. Sistem penyimpanan digital juga dapat terjamin keamanannya jika didukung dengan sistem proteksi data yang handal.
Oleh sebab itu, merencanakan pembangunan sistem keamanan data medis secara matang merupakan satu hal yang wajib dilakukan oleh semua penyedia layanan kesehatan. Diperlukan upaya untuk membangun sistem penyimpanan dengan tingkat keamanan yang tangguh agar tidak mudah diretas. Jika manajemen mampu menciptakan sistem keamanan sistem penyimpanan digital yang tangguh, peretasan data kesehatan akan dapat dicegah.
Itulah sebabnya AVIAT sebagai penyedia platform manajemen informasi bagi rumah sakit sangat memperhatikan aspek keamanan pada desainnya. Meskipun data tersimpan secara digital, AVIAT mengupayakan sistem keamanan yang lebih kuat untuk melindungi data strategis fasilitas kesehatan, salah satunya dari sistem server lokal. Hal ini akan membantu pihak manajemen rumah sakit untuk membangun lalu lintas data yang lebih mudah diawasi dan terkendali.
Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang berbagai platform AVIAT? Hubungi tim marketing AVIAT untuk informasi selengkapnya! (Septiani)