Implementasi Rekam Medis Elektronik Tingkatkan Produktivitas Staf Faskes
Rekam Medis Elektronik (RME) merupakan inovasi kesehatan modern yang berdampak signifikan dalam meningkatkan kualitas perawatan di fasilitas kesehatan (faskes) secara menyeluruh. Tidak hanya tentang kemampuannya untuk menciptakan kemudahan akses ke seluruh data rekam medis pasien, RME juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas staf faskes.
Berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Health Services, rata-rata dokter menghabiskan 8,7 jam per minggu (16,6% dari total jam kerja mereka) untuk menyelesaikan pekerjaan administrasi. Besarnya waktu yang terbuang untuk pekerjaan administrasi berakibat pada berkurangnya waktu yang bisa digunakan untuk merawat pasien secara langsung. Dampaknya, kualitas perawatan yang diberikan menjadi tidak optimal. Proses administrasi yang tidak efisien juga berkontribusi pada penurunan produktivitas staf faskes. Lalu, bagaimana implementasi rekam medis elektronik mampu meningkatkan produktivitas staf faskes sekaligus kualitas perawatan yang diberikan?
Administrasi yang Tidak Efisien Sebabkan Ketidakpuasan Kerja
Masih dari jurnal yang sama, studi juga menemukan kesimpulan bahwa dokter yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk pekerjaan administrasi memiliki tingkat kepuasan karir yang lebih rendah. Banyaknya waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan administrasi mengurangi waktu mereka untuk berinteraksi langsung dengan pasien. Padahal, sebuah survei yang dilakukan oleh Stanford Medicine mencatat bahwa 87% dokter berharap memiliki lebih banyak waktu untuk merawat pasien secara langsung.
Kepuasan dalam bekerja yang rendah memiliki dampak signifikan terhadap kinerja staf faskes dalam merawat pasien. Staf faskes yang tidak puas dengan pekerjaan mereka cenderung memiliki motivasi kerja yang rendah. Ini membuat mereka memandang pekerjaannya sebagai sebuah beban. Kondisi ini tidak hanya menghambat kinerja mereka, tetapi juga dapat mempengaruhi kualitas layanan yang diberikan kepada pasien.
Rekam Medis Cetak Ciptakan Proses Administrasi yang Tidak Efisien
Penjelasan mengenai kemampuan rekam medis elektronik dalam meningkatkan produktivitas staf faskes dapat dipahami dengan melihat bagaimana teknologi ini menjadi pengganti dari pengelolaan rekam medis cetak. Rekam medis cetak menuntut proses administrasi yang panjang dan melelahkan. Mulai dari pencatatan data pasien secara manual di loket registrasi, staf faskes yang harus mencari berkas rekam medis setiap pasien dan mengantarkannya ke unit poliklinik, hingga pencatatan rekam medis pasien yang juga dilakukan secara manual.
Proses yang panjang ini menimbulkan beban pekerjaan administrasi yang besar. Alhasil, staf faskes dan bahkan dokter menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas administrasi tersebut. Ini secara langsung berdampak pada berkurangnya waktu yang tersedia untuk memberikan perawatan kepada pasien.
Pengaruh Implementasi Rekam Medis Elektronik Terhadap Produktivitas Staf Faskes
Berbeda dengan pengelolaan rekam medis tradisional yang melibatkan dokumen kertas, rekam medis elektronik memungkinkan dokter dan staf faskes dapat mengelola informasi medis pasien secara elektronik. Keunggulan ini tidak hanya menghilangkan proses administrasi manual, tetapi juga menghilangkan pekerjaan-pekerjaan administrasi manual yang tidak diperlukan.
Dengan RME, informasi pasien yang dicatat petugas di loket pendaftaran terintegrasi dengan komputer dokter di ruang poliklinik. Memungkinkan dokter dapat mengakses data rekam medis pasien secara langsung dari komputer di ruang praktek mereka. Staf faskes tidak perlu mencari berkas di antara tumpukan dokumen rekam medis pasien lainnya dan mengantarkannya secara langsung ke ruang poliklinik. Proses ini jauh lebih cepat, memungkinkan staf faskes memiliki lebih banyak waktu untuk mengerjakan tugas lainnya yang lebih produktif.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada Journal of General Internal Medicine tahun 2020 juga menemukan data bahwa implementasi rekam medis elektronik membuat staf faskes bisa alokasikan 66% waktunya untuk pelayanan langsung kepada pasien. Temuan ini menjelaskan bahwa RME secara efektif dapat meningkatkan produktivitas dan memenuhi harapan mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk merawat pasien.
Meningkatnya waktu yang dihabiskan untuk merawat pasien secara langsung juga berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan yang diberikan kepada pasien. Lebih dari itu, rekam medis elektronik juga dapat memfasilitasi kolaborasi antar staf faskes yang lebih baik dalam merawat pasien. Studi yang dilakukan Stanford Medicine menemukan data bahwa 94% staf faskes menganggap RME memudahkan koordinasi karena data pasien dapat diakses oleh setiap unit.
Untuk mewujudkan sistem RME yang andal, faskes dapat menggunakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dari AVIAT. Sistemnya dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan layanan, termasuk rekam medis, diagnosis dan tindakan pasien, apotek, gudang farmasi, hingga manajemen personalia. AVIAT SIMRS memungkinkan faskes Anda memaksimalkan interoperabilitas sistem rekam medis elektronik dan terhubung dengan platform SATUSEHAT. Integrasi ini akan memastikan akses data pasien yang lebih luas dan real-time, sehingga meningkatkan koordinasi antar unit serta efisiensi operasional secara keseluruhan. Dengan demikian, SIMRS AVIAT tidak hanya meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan kesehatan, tetapi juga membantu memenuhi standar nasional dalam pengelolaan informasi kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai cara kerja sistem SIMRS AVIAT, hubungi tim marketing AVIAT!