22% RS di Indonesia Belum Menggunakan SIMRS Sama Sekali

Setiap fasilitas kesehatan (faskes) diwajibkan memiliki sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) sendiri. SIMRS merupakan sebuah sistem informasi yang membantu petugas medis dalam mencatat, memonitor, dan mengelola informasi terkait pelayanan kesehatan yang diberikan. Dengan SIMRS, informasi yang diperoleh dapat terintegrasi dan terpusat sehingga mempermudah pengambilan keputusan dan meminimalisir kesalahan yang terjadi. Dalam era digital seperti saat ini, keberadaan SIMRS sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan yang diberikan.

Meskipun memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang pelayanan kesehatan faskes, faktanya masih banyak rumah sakit yang belum menerapkan SIMRS sesuai dengan standar dari pemerintah. Bahkan, tidak sedikit yang belum memilikinya sama sekali. Kondisi ini menjadi sebuah tantangan bagi sektor kesehatan Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas dan efisiensi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Penerapan SIMRS di Indonesia

Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada tahun 2022, hanya 88% rumah sakit di Indonesia yang telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Meskipun jumlah rumah sakit yang menerapkan SIMRS tersebut terkesan cukup banyak, faktanya implementasi SIMRS saat ini masih belum optimal dan menyeluruh. Angka tersebut menunjukan bahwa hingga saat ini, 22% rumah sakit lainnya belum mengadopsi teknologi ini.

Tingginya tingkat rumah sakit yang belum memiliki SIMRS sama sekali bukanlah satu-satunya permasalahan yang dihadapi sektor kesehatan Indonesia. Penerapan SIMRS pada rumah sakit yang sudah memilikinya juga rata-rata masih belum optimal. Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013, arsitektur aplikasi SIMRS setidaknya harus terdiri dari kegiatan pelayanan utama (front office), kegiatan administratif (back office), serta komunikasi dan kolaborasi.

Namun faktanya, penerapan SIMRS pada mayoritas rumah sakit masih belum sesuai dengan standar Kemenkes. Tercatat, ada 629 (24%) rumah sakit yang hanya menerapkan SIMRS untuk front front office, dan 1.662 (64%) hanya menerapkannya di back office.

Dampak Penerapan SIMRS yang Tidak Lengkap

SIMRS yang tidak diterapkan secara menyeluruh membuat integrasi data tidak terwujud di seluruh unit layanan rumah sakit. Dampaknya, pengelolaan data menjadi tidak optimal karena SIMRS tidak terintegrasi dengan sistem informasi di setiap bagian layanan. Hal ini mengakibatkan proses manajemen rumah sakit serta pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien tidak optimal. Penggunaan SIMRS yang tidak lengkap dapat berdampak pada akurasi dan keamanan data pasien yang kurang baik, serta meningkatkan risiko kesalahan dalam pengelolaan administrasi dan pengobatan di RS.

Selain itu, SIMRS yang hanya diterapkan pada bagian front office atau back office saja juga tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Kemenkes. Padahal, tahun ini Kemenkes sedang mendorong terwujudnya integrasi data kesehatan nasional melalui platform Indonesia Health Service (IHS) yang diberi nama SATUSEHAT. Tanpa penerapan SIMRS yang lengkap, integrasi data kesehatan rumah sakit ke platform SATUSEHAT sulit diwujudkan.

Prioritas Implementasi SIMRS

Pengelolaan data kesehatan menjadi kunci penting dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kesehatan. Data kesehatan dikelola secara lengkap, akurat, dan terintegrasi memungkinkan dokter dan tenaga medis lainnya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Oleh sebab itu, setiap rumah sakit harus menerapkan SIMRS layanan RS yang mampu mengintegrasikan data layanan di seluruh unit layanan, baik pada front office maupun back office, seperti AVIAT SIMRS. 

AVIAT SIMRS dapat membantu fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) untuk menerapkan SIMRS secara optimal dan menyeluruh. Dengan fitur-fitur yang terintegrasi, AVIAT SIMRS memudahkan fasyankes dalam mengelola data layanan, administrasi, serta kolaborasi antar unit layanan. AVIAT SIMRS merupakan solusi yang tepat untuk fasyankes yang ingin meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. 

Didesain dengan tampilan modern dan mudah dipahami, AVIAT SIMRS memudahkan petugas rumah sakit untuk mengoperasikannya. Fitur-fitur terintegrasi pada AVIAT SIMRS memungkinkan pengelolaan data layanan, administrasi, dan kolaborasi antar unit layanan menjadi lebih optimal dan menyeluruh. Dengan menerapkan SIMRS layanan RS seperti AVIAT SIMRS, fasyankes dapat meningkatkan produktivitas serta mempercepat proses penanganan pasien. 

Tertarik untuk memahami cara kerja AVIAT SIMRS? Hubungi tim marketing AVIAT untuk informasi selengkapnya! (Septiani)

Similar Posts