4 Tahap Digitalisasi Layanan Kesehatan Rumah Sakit
Sektor kesehatan di Indonesia telah berkembang ke arah pelayanan berbasis digital. Seiring dengan berkembangnya aplikasi kesehatan digital yang semakin banyak, berbagai fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) mulai berlomba-lomba untuk melakukan digitalisasi layanan kesehatan. Misalnya dengan pembangunan layanan telemedis, penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit, rekam medis elektronik dan sebagainya.
Kabar baiknya, masyarakat juga merespon positif arah perkembangan sektor pelayanan kesehatan ini. Layanan telemedis menjadi jenis layanan yang banyak digunakan masyarakat, sehingga mendorong semakin banyak perusahaan aplikasi telemedis. Pemerintah bahkan telah menetapkan strategi transformasi digital kesehatan di Indonesia melalui penetapan strategi transformasi digital kesehatan.
Untuk membangun sistem layanan kesehatan digital yang baik, diperlukan beberapa hal yang harus diperhatikan. Berikut kami paparkan lebih lanjut 4 tahap digitalisasi layanan kesehatan yang dapat dilakukan rumah sakit.
1. Analisis Cakupan Sistem yang Akan Melalui Proses Digitalisasi
Sebelum melakukan digitalisasi layanan kesehatan, jajaran manajemen perlu merumuskan tujuan dan cakupan sistem yang akan ditransformasikan ke bentuk digital. Misalnya, menerapkan Electronic Medical Record (EMR) untuk sistem rekam medis atau menerapkan SIMRS untuk keseluruhan manajemen dan layanan. Hal ini sangat penting guna menentukan arah transformasi digital yang ingin dicapai.
Untuk dapat menentukan cakupan digitalisasi layanan kesehatan, manajemen perlu melihat permasalahan serta kebutuhan layanan yang ada di lapangan. Dengan demikian, sistem digital yang dibangun dapat meningkatkan kualitas layanan rumah sakit, efisiensi dan efektifitas kerja staf rumah sakit, hingga bagi kebutuhan manajerial.
Pemahaman terhadap tujuan dan cakupan digitalisasi layanan kesehatan yang ingin diwujudkan juga akan menciptakan gambaran sistem digital yang akan dibangun dengan jelas. Hal ini akan menjadi input yang sangat penting bagi manajemen dalam menentukan kebutuhan digitalisasi baik dari sisi infrastruktur, SDM, hingga biaya pembangunan sistem yang dibutuhkan. Dengan data ini, manajemen juga dapat merencanakan pembangunan sistem yang realistis sesuai kemampuan dan kebutuhan layanan rumah sakit.
2. Survei Aplikasi
Saat ini, ada berbagai platform aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan digitalisasi layanan kesehatan rumah sakit. Masing-masing menawarkan fitur dan kualitas yang berbeda-beda. Transformasi digital dapat memberikan hasil yang optimal apabila rumah sakit dapat memilih platform aplikasi yang berkualitas. Kesalahan dalam memilih platform aplikasi akan berdampak pada tidak optimalnya penerapan digitalisasi layanan. Misalnya keterbatasan fitur, sulit untuk diintegrasikan dengan aplikasi kesehatan lainnya, atau bahkan performa aplikasi yang buruk.
Oleh sebab itu, penting bagi manajemen untuk melakukan survei aplikasi guna memahami cara kerjanya dan memastikannya sesuai dengan kebutuhan. Lebih baik lagi jika dapat mengajukan untuk demo aplikasi. Dengan demikian, manajemen dapat menganalisis, apakah suatu aplikasi dapat menunjang dan memenuhi kebutuhan tujuan digitalisasi layanan kesehatan yang ingin dibangun atau tidak.
3. Menyiapkan SDM
SDM juga menjadi faktor yang sangat penting dalam mensukseskan digitalisasi layanan kesehatan rumah sakit, mengingat proses digitalisasi dan operasional layanan digital dilakukan oleh SDM. Menyiapkan SDM untuk menjadi tim khusus akan mempercepat proses digitalisasi. Sangat disarankan terdiri dari orang yang memahami aspek manajemen dan memahami hal terkait teknis teknologi informasi.
Sayangnya, kemampuan SDM rumah sakit di Indonesia rata-rata masih kurang. Seperti yang dipaparkan dalam peluncuran platform Indonesia Health Services pada tanggal 26 Juli 2022, saat ini jumlah SDM di bidang Teknologi Informasi masih sangat terbatas, baik dari segi kuantitas maupun kompetensi. Fakta bahwa ketersediaan SDM digitalisasi layanan kesehatan masih terbatas harus mendapatkan perhatian ekstra bagi jajaran manajemen.
4. Konsultasi dengan Ahli
Berkonsultasi dengan vendor aplikasi untuk membahas teknis implementasi digitalisasi layanan kesehatan juga sangat diperlukan. Hal ini akan membantu pihak vendor untuk dapat memberikan solusi yang paling efektif dengan menyesuaikan kebutuhan aktual rumah sakit, serta tujuan sistem yang ingin dibangun. Oleh sebab itu, pemilihan vendor digitalisasi layanan kesehatan juga harus dipertimbangkan dengan matang. Pastikan untuk memilih vendor yang didukung oleh SDM yang kompeten.
Seperti halnya AVIAT yang didukung oleh tim berkompeten di bidang digitalisasi sistem manajemen rumah sakit. Anda dapat berdiskusi secara mendalam dengan tim AVIAT terkait kebutuhan digitalisasi tersebut, termasuk tentang berbagai platform pendukung yang dapat menjadi solusi. Dengan demikian, Anda akan memperoleh solusi yang lebih efektif dan komprehensif bagi kebutuhan aktual faskes, baik dari aspek manajemen maupun layanan. Hubungi tim marketing AVIAT untuk informasi selengkapnya! (Septiani)