Peran Rumah Sakit Dalam Pengembangan Platform Indonesia Health Services
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan platform kesehatan nasional, Indonesia Health Services yang diberi nama SATUSEHAT. Langkah besar ini merupakan bagian dari strategi transformasi digital yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya, Indonesia Health Services akan berfungsi sebagai platform yang mengintegrasikan data kesehatan dari semua fasyankes yang ada di Indonesia, mulai dari rumah sakit, puskesmas, klinik, laboratorium, hingga apotek.
Peluncuran platform Indonesia Health Services tidak terlepas dari banyaknya sistem kesehatan yang masih terfragmentasi. Informasi dan data medis pasien disimpan oleh masing-masing rumah sakit tanpa adanya sistem yang mengintegrasikan. Padahal mayoritas pasien tidak selalu berobat pada satu rumah sakit saja.
Data layanan yang tidak terintegrasi ini membuat petugas medis harus menulis ulang informasi dari pasien setiap kali ada pemeriksaan baru. Data rekam medis pasien yang dapat sangat berguna dalam pembuatan diagnosis yang akurat serta pengobatan yang tepat juga tidak dapat dioptimalkan karena rumah sakit rujukan tidak dapat mengakses data rekam medis pasien di fasyankes sebelumnya.
Tantangan Integrasi Data Layanan Kesehatan
Terwujudnya integrasi data layanan kesehatan pada platform Indonesia Health Services akan menciptakan efisiensi beban administrasi dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di setiap fasyankes. Akan tetapi, mewujudkan ekosistem data kesehatan yang terintegrasi merupakan tantangan yang sangat besar. Faktanya, masih banyak perbaikan dan hal yang yang harus dilakukan sebelum integrasi data dapat berjalan dengan optimal.
Saat ini, masih banyak ditemui rumah sakit yang belum menangkap nilai penting transformasi digital layanan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah. Dalam peluncuran platform Indonesia Health Services pada tanggal 26 Juli 2022, anggaran yang dialokasikan pihak rumah sakit untuk digitalisasi rata-rata hanya dibawah 3% dari total anggaran belanja rumah sakit. Struktur alokasi dana yang seperti ini menunjukan bahwa transformasi digital masih belum menjadi prioritas pengembangan rumah sakit, bahkan terkesan disepelekan. Keterbatasan anggaran digitalisasi secara otomatis akan berdampak pada terhambatnya pengadaan dan pembangunan sistem yang terhambat.
Permasalahan yang menjadi tantangan transformasi kesehatan digital juga berada pada sisi kesiapan SDM. Jumlah SDM di bidang Teknologi Informasi saat ini masih sangat terbatas, baik dalam jumlah dan kompetensi. Padahal kedudukan SDM sangat penting dalam mewujudkan dan optimalisasi sistem digital yang diterapkan di rumah sakit. Dari sisi aplikasi, mayoritas sistem yang diterapkan di rumah sakit juga masih belum mendukung integrasi data dengan platform Indonesia Health Services.
Melihat kondisi SDM, alokasi dana, serta kondisi aplikasi kesehatan yang belum siap, Kementerian menjadikan tahun 2022 untuk melakukan pemetaan terhadap kesiapan rumah sakit terlebih dulu. Integrasi data menyeluruh baru ditargetkan rampung pada akhir tahun 2023 mendatang.
Peran Rumah Sakit Dalam Mewujudkan Integrasi Data Layanan Kesehatan
Meskipun platform Indonesia Health Services merupakan program yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan, bukan berarti semua beban persiapan dan perbaikan sistem ada di pihak Kementerian. Sebagai pelaksana strategi, seluruh fasyankes termasuk rumah sakit justru memiliki peranan penting untuk terwujudnya integrasi data layanan kesehatan ini.
Integrasi data layanan kesehatan tidak akan dapat terwujud jika tidak ada dukungan dari manajemen fasyankes untuk mendigitalisasi sistem dan layanan masing-masing. Terlebih lagi melihat fakta bahwa Platform Indonesia Health Services tidak hanya mengintegrasikan aplikasi medis yang dikeluarkan oleh pemerintah, namun juga aplikasi-aplikasi milik developer swasta yang digunakan rumah sakit.
Dengan asumsi pentingnya peran rumah sakit dalam mensukseskan transformasi digital ini. Jajaran manajemen fasyankes harus memprioritaskan rencana digitalisasi pada fasilitas mereka. Terlebih target ekosistem IHS untuk direalisasikan dalam rentang 1 tahun lagi. Tak hanya sekedar menerapkan aplikasi kesehatan digital seperti SIMRS dan rekam medis elektronik, manajemen rumah sakit juga harus memastikan bahwa aplikasi yang digunakan interoperable dengan platform Indonesia Health Services.
Saat rumah sakit hendak menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), perlu memastikan bahwa aplikasi tersebut interoperable seperti AVIAT SIMRS. Bukan hanya dapat membangun sistem terintegrasi bagi manajemen internal rumah sakit, akan tetapi juga dapat dihubungkan dengan aplikasi lainnya. Dengan demikian, aplikasi dapat diintegrasikan dengan ekosistem Indonesia Health Services dan saling terhubung dengan aplikasi fasyankes lainnya.
Untuk informasi selengkapnya tentang AVIAT SIMRS dan fitur-fiturnya, hubungi tim marketing AVIAT! (Septiani)