Minat Masyarakat Indonesia terhadap AI Layanan Kesehatan: Lebih Tinggi atau Rendah?

Kehadiran teknologi Artificial Intelligence (AI) dialam bidang layanan kesehatan masih tergolong hal yang baru, khususnya di Indonesia. Belum banyak ditemukan rumah sakit yang proses pelayanannya didukung oleh sistem otomatis AI. Padahal hal semacam itu sudah cukup banyak ditemukan di negara-negara lain, terutama negara dengan adaptasi perkembangan teknologi yang lebih pesat. Misalnya seperti Jepang yang bahkan menargetkan 10 rumah sakit sudah beroperasi dengan layanan berbasis AI pada tahun 2022 mendatang.  

Penggunaan AI untuk layanan kesehatan menjadi salah satu investasi yang cukup besar. Selain biaya untuk pengadaan perangkat penunjang, penerapannya juga membutuhkan pelatihan yang tidak sebentar. Hal itu yang kemudian memunculkan keraguan tentang layak tidaknya penerapan AI saat ini. Minat masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi AI menjadi salah satu pertanyaan utama yang perlu dijawab. Anda akan segera mengetahuinya melalui penjelasan lebih mendalam di bawah ini!

Sektor Layanan Kesehatan di Indonesia

Kondisi geografis di Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan jumlah yang mencapai kurang lebih 17.000, menjadi salah satu tantangan tersendiri hingga kini. Sektor layanan kesehatan masih belum merata dan lebih banyak tersedia di pulau Jawa. Daerah-daerah di pulau besar lainnya seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua, masih relatif terbatas. Tenaga medis dan fasilitas kesehatan yang secara kuantitas lebih sedikit, pada akhirnya berdampak pada biaya layanan kesehatan yang lebih tinggi.

Bahkan jika meninjau keadaan di pulau Jawa sekalipun, fasilitas layanan kesehatan masih belum cukup merata. Daerah-daerah kabupaten umumnya memiliki fasilitas kesehatan yang lebih sedikit dengan teknologi yang masih kalah canggih dengan rumah sakit di daerah perkotaan. Orang yang berdomisili di daerah-daerah tersebut harus rela jika sewaktu-waktu dituntut untuk melakukan perjalanan jauh ke kota besar (biasanya ibukota provinsi), demi mendapatkan penanganan dan pengobatan yang lebih efektif. 

Rasio antara dokter dan pasien di Indonesia juga masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio dokter di Indonesia hanya 3,8 orang per 10 ribu penduduk Indonesia. Sangat jauh di bawah negara lain seperti Singapura (28,1), Malaysia (15,1), bahkan Thailand (8,1 dokter). Data tersebut menunjukkan bahwa layanan kesehatan di Indonesia masih perlu lebih banyak dikembangkan.

Respon Terhadap Kehadiran AI

Kondisi sektor layanan kesehatan di Indonesia yang masih relatif terbatas seperti yang dipaparkan di atas, dianggap berpengaruh kepada respon mereka terhadap kehadiran teknologi AI. Hal tersebut terlihat salah satunya dari penelitian yang dirilis oleh PwC, tahun 2017. Hasilnya menunjukkan bahwa negara berkembang justru menunjukkan kecenderungan sikap yang lebih tertarik terhadap teknologi AI atau mesin mandiri dibandingkan negara maju. 

Penelitian tersebut menggunakan sebanyak kurang lebih 24.000 responden dari 29 negara, salah satunya Indonesia. Hasil tersebut dihubungkan dengan kondisi layanan kesehatan di masing-masing negara. Asumsi negara berkembang yang secara umum lebih terbatas jumlah fasilitas kesehatannya dan masih kurang terorganisir, kemudian membuat orang-orang lebih tertarik untuk memanfaatkan teknologi AI. 

Data tersebut sejalan dengan fenomena lonjakan penggunaan layanan konsultasi online di Indonesia. Salah satu platform layanan konsultasi online, mencatatkan peningkatan hingga 10 kali lipat pada saat pandemi Covid-19. Hal itu sangat masuk akal ketika dihubungkan dengan kondisi layanan kesehatan saat itu yang dipenuhi oleh pasien Covid-19. Pasien pada akhirnya terdorong untuk mencari solusi (layanan kesehatan) lainnya yang masih tersedia dan cukup efektif. 

Minat Masyarakat terhadap AI

Berbagai data yang dipaparkan di atas memberikan sinyal positif bagi fasilitas layanan kesehatan yang mulai mempertimbangkan penggunaan teknologi AI. Itu akan menjadi sebuah investasi yang cukup menjanjikan, jika melihat pada minat masyarakat yang cukup tinggi. Terlebih lagi dengan asumsi masyarakat Indonesia yang kini sudah cukup melek dengan teknologi berbasis digital, akan mempercepat proses adaptasi penggunaan AI.

Dapat dibayangkan bagaimana respon masyarakat jika mereka memperoleh pelayanan yang lebih cepat. Salah satunya dalam bidang radiologi, yang selama ini masih membutuhkan proses yang relatif lama. Pasien bahkan sering harus menunggu hasil pemeriksaan radiologi beberapa hari setelahnya. Sedangkan saat ini sudah tersedia teknologi seperti AVIAT AI for Healthcare yang dapat memberikan diagnosis radiologi menjadi lebih akurat dan dapat menghemat waktu.

Ingin tahu lebih banyak tentang teknologi AVIAT AI? Hubungi tim marketing AVIAT atau kunjungi bagian Kontak di situs ini! (Pradana)

Similar Posts