Kenali Salah Satu Penyebab Mimpi Buruk Tim Manajemen Rumah Sakit

Kenali Salah Satu Penyebab Mimpi Buruk Tim Manajemen Rumah Sakit

Akreditasi rumah sakit merupakan penilaian dan penetapan kelayakan akan kualitas pelayanan rumah sakit yang dilakukan oleh lembaga independen akreditasi yang telah ditunjuk oleh kementerian kesehatan. Terdapat 4 (empat) tingkatan akreditasi rumah sakit, yaitu akreditasi tingkat dasar, akreditasi tingkat madya, akreditasi tingkat utama, serta akreditasi tingkat paripurna. Akreditasi rumah sakit dapat menjadi gambaran dari kualitas pelayanan rumah sakit, apakah sudah baik, cukup atau bahkan kurang. Akreditasi juga dapat menjadi bahan evaluasi bagi manajemen rumah sakit dalam perbaikan layanan rumah sakit di masa mendatang.

Setiap manajemen rumah sakit pasti mengharapkan akreditasi yang diberikan baik, atau mendapatkan penilaian A. Hal ini tidak hanya menjadi indikator bahwa pelayanan yang dilakukan sudah baik, namun juga dapat menjadi salah satu kelebihan yang dapat ditunjukan kepada masyarakat. Itulah sebabnya, manajemen rumah sakit umumnya akan berupaya untuk meningkatkan akreditasi layanan rumah sakit atau mempertahankan jika akreditasi yang didapatkan sudah A.

Turun Kelas Akreditasi, Mimpi Buruk Manajemen Rumah Sakit

Selain dapat mengalami peningkatan, nyatanya akreditasi rumah sakit juga dapat mengalami turun kelas. Hal ini menjadi fenomena yang wajar dan sudah sering terjadi. Dilansir dari kahaba.net, terdapat 615 rumah sakit yang terpaksa harus turun akreditasi pada tahun 2019 lalu. Salah satunya adalah yang dialami RSUD Bima yang berdasarkan surat rekomendasi penyesuaian kelas rumah sakit nomor HK.04.01/I/2963/2019 nilai akreditasinya turun dari semula C ke D.

Turunnya nilai akreditasi tentu menjadi mimpi buruk bagi setiap tim manajemen rumah sakit. Hal tersebut pada akhirnya menjadi indikator yang menunjukan bahwa kinerja rumah sakit bukannya mengalami kemajuan, namun justru mengalami kemunduran. Jika hal ini terjadi di rumah sakit Anda, kepercayaan masyarakat juga akan berkurang. Dampaknya tentu juga berpengaruh pada bisnis rumah sakit itu sendiri.

Penyebab Turun Kelas Akreditasi Rumah Sakit

Mengingat dampaknya yang begitu besar bagi bisnis rumah sakit, manajemen rumah sakit harus mencari cara agar dapat menghindari turun akreditasi pada rumah sakit yang dikelolanya. Untuk itu, manajemen perlu memahami faktor yang menyebabkan penurunan kelas akreditasi.

Tidak sedikit tahapan verifikasi, survei dan workshop yang harus diikuti untuk meningkatkan akreditasi. Biaya yang dianggarkan pun dapat mencapai ratusan juta rupiah. Terasa sia-sia saat akreditasi justru turun level. Pemerintah sendiri memiliki standar untuk menaikkan maupun menurunkan kelas akreditasi rumah sakit. Berdasarkan surat dari Kementerian Kesehatan tentang Rekomendasi Penyesuaian Kelas Rumah Sakit, pemerintah dapat melakukan review kepada tiap manajemen rumah sakit.

Secara umum, penilaian akreditasi rumah sakit didasarkan pada 3 faktor, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana serta alat kesehatan. Selain ketersediaan tenaga medis spesialis yang masih rendah, manajemen rumah sakit juga perlu memperhatikan  minimnya dukungan alat kesehatan yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko dalam proses diagnosis oleh dokter. Padahal itulah yang menjadi salah satu syarat utama sebuah rumah sakit untuk menghasilkan perawatan yang efektif bagi pasien.

Apa yang Dapat Dilakukan Oleh Manajemen Rumah Sakit?

Selain memastikan ketersediaan dan kualitas tenaga medis, manajemen rumah sakit juga harus memastikan ketersediaan sarana dan prasarana serta alat kesehatan yang mampu mendukung pelayanan kesehatan. Dalam momen ketika pemerintah telah menetapkan perubahan strategi transformasi digital yang akan dimulai pada tahun 2024 mendatang, dukungan sistem informasi rumah sakit yang terintegrasi menjadi salah satu pengadaan sarana yang perlu diprioritaskan. Misalnya dengan menggunakan platform aplikasi AVIAT SIMRS.

Dengan AVIAT SIMRS, semua arsip dan informasi rumah sakit akan terintegrasi dalam satu penyimpanan yang terpusat. Konektivitas antar unit layanan dapat menjadi dasar untuk menciptakan layanan yang efisien dan efektif. Bagi tenaga medis, hal ini juga akan memberikan kemudahan bagi mereka untuk menyelesaikan tugas-tugas administratif dan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

AVIAT SIMRS didesain dengan berbagai modul yang memungkinkan manajemen unit lebih praktis. Misalnya, modul Patient Registration akan memudahkan tugas para staf dalam menginput data pasien yang mendaftar. Data yang telah masuk pun akan langsung tersinkron dengan modul lainnya, misalnya modul Medical Record. Koneksi langsung tersebut akan memberikan banyak kemudahan bagi tugas administratif dokter maupun tenaga medis. 

Anda juga dapat berkonsultasi untuk mendapatkan penjelasan lebih rinci tentang modul-modul AVIAT SIMRS. Hubungi tim marketing AVIAT untuk berdiskusi lebih lanjut! (Septiani)

Similar Posts