Kelola Bank Darah Rumah Sakit Anda dengan Efektif
Bank darah rumah sakit merupakan salah satu unit layanan yang sangat penting. Unit ini berperan dalam memenuhi kebutuhan transfusi darah pasien. Hal ini menjadi penting karena banyaknya pasien yang membutuhkan transfusi darah atau mereka yang membutuhkan tindakan intensif atau dalam kondisi kritis. Tidak heran jika pemerintah mewajibkan setiap rumah sakit wajib memiliki bank darah yang dilengkapi dengan adanya bangunan, infrastruktur, sarana dan prasarana dengan kualitas yang memenuhi standar.
Meskipun sudah diatur pemerintah dan memiliki peranan yang penting, beberapa rumah sakit masih memiliki kendala dalam memenuhi kebutuhan transfusi darah bagi pasien yang membutuhkan. Entah karena rumah sakit itu tidak memiliki bank darah atau sudah memiliki bank darah tapi stoknya tidak banyak. Masih sering ditemui bank darah rumah sakit yang kekurangan stok darah karena pengelolaan yang kurang optimal.
Seperti yang dilansir dari gatra.com, terdapat rumah sakit Daerah di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan masih mengalami permasalahan kekurangan stok darah. Dari kebutuhan sekitar 8.000 darah setiap tahunnya, ketiga RSUD bersama PMI daerah hanya mampu memenuhi kebutuhan kurang lebih 3.500 kantong saja. Permasalahan ini terjadi karena fasilitas yang belum lengkap dan pengelolaan yang masih kurang optimal.
Ketersediaan fasilitas bank darah rumah sakit yang lengkap pun tidak serta merta menjamin stok darah dapat mencukupi semua kebutuhan darah pasien. Seperti yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Aceh Tamiang. Dilansir dari kompas.com,bahwa bank darah rumah sakit mengalami kekurangan stok. Mereka memaparkan bahwa saat itu hanya memiliki stok empat kantong stok darah. Padahal rumah sakit telah membentuk komunitas pendonor. Namun nyatanya permasalahan kekurangan stok darah masih terjadi.
Pentingnya Pengelolaan Unit Bank Darah Rumah Sakit
Idealnya, kebutuhan transfusi darah dapat dipenuhi oleh unit bank darah rumah sakit. Apabila stok yang dimiliki tidak ada, dengan terpaksa rumah sakit harus melakukan pengajuan darah kepada PMI setempat. Akan tetapi, untuk dapat mengadakan darah dari PMI, terdapat serangkaian prosedur yang tentunya menghabiskan waktu.
Untuk dapat memperoleh kantong darah dari PMI saat unit bank darah rumah sakit kehabisan stok, dokter pemeriksa akan membuatkan surat pengantar pengambilan darah yang berisi data pasien. Perawat rumah sakit bersama keluarga pasien kemudian membawa surat pengantar tadi ke unit transfusi darah PMI sebagai pengajuan pengadaan darah. Surat tersebut kemudian akan diverifikasi oleh petugas PMI, untuk kemudian dilakukan persetujuan permintaan darah tersebut.
Ironisnya, transfusi sering dibutuhkan dalam kondisi-kondisi darurat, ketika waktu sedetik saja menjadi sangat berharga karena dapat berpengaruh pada keselamatan pasien. Jika harus memilih, memenuhi kebutuhan transfusi darah dari unit bank darah tentu menjadi pilihan yang paling efisien karena proses dan waktu pengadaan yang jauh lebih cepat.
Solusi Pengelolaan Bank Darah Secara Efektif
Dari berbagai permasalahan yang ada di lapangan, untuk mencukupi kebutuhan transfusi darah diperlukan kombinasi antara ketersediaan dan manajemen yang baik. Meskipun kantong darah tersedia melimpah di PMI, ketidakmampuan rumah sakit dalam mengelola unit bank darah dengan tepat dapat menyebabkan resiko kehabisan stok darah sewaktu-waktu. Dengan panjangnya proses pengajuan darah ke PMI, apalagi ketika harus dihadapkan dengan kondisi pasien yang kritis, ketersediaan stok darah rumah sakit menjadi sangat penting untuk percepatan tindakan. Jika harus mengajukan pengadaan ke PMI, unit bank darah rumah sakit harus mampu menyediakan sistem dan prosedur untuk pengajuan darah ke PMI secara cepat.
Untuk dapat menjalankan pengelolaan bank darah rumah sakit secara optimal, dukungan sistem informasi bank darah yang handal sangat diperlukan. Rumah sakit perlu memastikan bahwa sistemnya dapat memberikan informasi tentang kondisi stok di unit bank darah secara cepat dan realtime guna menjaga ketersediaan kantong darah dengan stabil. Dengan demikian, ketika sewaktu-waktu pasien membutuhkan transfusi, unit bank darah telah siap dan memiliki stok untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Itulah sebabnya AVIAT Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) semakin banyak digunakan oleh berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia. Sistemnya yang dilengkapi dengan Modul Blood Bank (bank darah) memudahkan unit BDRS untuk mengelola stok dan proses pengadaan. Integrasi sistem dengan unit lainnya pun mempercepat proses koordinasi ketika diperlukan transfusi darah. Sebuah solusi untuk rumah sakit Anda menyajikan layanan pengadaan kantong darah yang jauh lebih cepat dan praktis.
Hubungi tim marketing AVIAT untuk informasi lebih banyak tentang sistem dan fungsi setiap modul dalam AVIAT SIMRS. Kami siap untuk mendukung proses digitalisasi sistem manajemen rumah sakit Anda! (Septiani)