Faktor yang Menyebabkan Lambatnya Layanan Farmasi dan Solusinya

Instalasi Farmasi menjadi bagian penting dalam layanan kesehatan rumah sakit. Unit atau layanan farmasi berperan untuk menerima resep dan mendistribusikan obat kepada pasien, serta memastikan bahwa setiap pasien menerima obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Meskipun menjadi bagian penting dalam sistem pelayanan kesehatan, banyak pasien atau pihak keluarga yang justru malas ketika harus datang ke bagian farmasi. Alasan tidak lain karena lambatnya layanan farmasi.

Lamanya waktu tunggu di bagian farmasi seringkali menyebabkan tumpukan antrian yang mengganggu lalu lalang petugas rumah sakit serta pasien lainnya. Tidak jarang pasien harus menunggu puluhan menit hanya untuk mendapatkan obat yang telah diresepkan dokter.  Padahal, pasien berharap untuk segera memperoleh obat dengan cepat. Kondisi ini seringkali menyebabkan ketidakpuasan dari sisi pasien. Oleh sebab itu, penting bagi faskes untuk mewujudkan sistem pelayanan unit farmasi yang efisien.

Faktor Lambatnya Layanan Farmasi

Proses pelayanan pada unit farmasi tidak sesederhana yang dibayangkan mayoritas pasien. Masyarakat mungkin beranggapan, bahwa apoteker hanya perlu membaca resep dokter, mengambil obat di rak dan menyerahkannya kepada mereka. Namun pada faktanya, proses layanan farmasi tidak sesederhana itu. Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, apoteker harus melakukan pengecekan dan pencatatan data secara lengkap, mulai dari data pasien, dokter, resep, nama dan dosis obat, aturan penggunaan, dan sebagainya.

Selain menerima, mencatat dan menyerahkan obat sesuai dengan resep dokter, apoteker juga memiliki fungsi dalam melakukan proses komparasi dan penyesuaian obat-obatan (rekonsiliasi). Rekonsiliasi obat adalah langkah kritis dalam proses perawatan kesehatan yang tidak boleh diabaikan. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa pasien menerima obat sesuai dengan rencana pengobatan yang direkomendasikan oleh tenaga medis. Hal ini meminimalkan risiko terjadinya kesalahan dalam penggunaan obat, seperti overdosis atau interaksi obat yang berbahaya.

Dalam melakukan rekonsiliasi obat, apoteker bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan terhadap ketepatan indikasi, potensi duplikasi pengobatan, potensi alergi, kontraindikasi, hingga interaksi obat sebelum akhirnya menyiapkan obat. Mereka juga bertugas untuk mengedukasi pasien tentang tata cara konsumsi obat yang benar, serta resiko-resiko efek samping yang mungkin muncul. Proses rekonsiliasi ini sangat penting dalam menentukan efektivitas pengobatan pasien serta mencegah berbagai resiko efek samping obat.

Ketelitian apoteker dan dukungan sistem yang memadai menjadi faktor penting dalam menunjang efektivitas dan efisiensi layanan farmasi. Namun sayangnya, tidak semua rumah sakit didukung dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Hal ini memaksa apoteker untuk membuat catatan resep pasien secara manual meskipun telah menggunakan komputer. Proses administrasi manual inilah yang seringkali menjadi penyebab utama lambatnya layanan obat di unit farmasi.

Bagaimana Faskes Meningkatkan Kecepatan Layanan Farmasi?

Jika ditelaah, lambatnya pelayanan pada unit farmasi justru cenderung disebabkan oleh masalah teknis. Minimnya dukungan teknologi menyebabkan beban pekerjaan administrasi yang berat. Dalam hal ini, peran faskes dalam menyediakan dukungan teknologi digital sangat penting untuk meningkatkan efisiensi layanan farmasi. Implementasi SIMRS yang dilengkapi dengan Modul Farmasi Klinis dapat menjadi solusi untuk mencapai tujuan tersebut. Modul Farmasi Klinis memungkinkan apoteker dan staf rumah sakit untuk melakukan tugas administrasi layanan resep dengan lebih cepat. Hal ini secara langsung akan berdampak pada peningkatan efisiensi layanan, dan memangkas waktu tunggu pasien secara signifikan. Cara ini dapat menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan kepuasan pasien.

Modul Farmasi Klinis AVIAT SIMRS membawa inovasi yang signifikan dalam memperbaiki proses rekonsiliasi obat dan mengatasi tantangan teknis yang seringkali menjadi penyebab lambatnya layanan farmasi. Dengan desain yang terintegrasi dengan unit lain dalam faskes, sistem ini memastikan sinkronisasi data pasien secara instan pada layar komputer bagi setiap tenaga kesehatan, mengurangi beban administrasi yang berat. Penggunaan sistem ini tidak hanya memangkas waktu tunggu pasien secara signifikan, tetapi juga memberikan solusi untuk mengurangi potensi human error. Integrasi data yang efektif memastikan bahwa rekonsiliasi obat dapat dilakukan dengan akurat, mencegah kesalahan pengobatan, dan meningkatkan kualitas layanan farmasi secara menyeluruh di fasilitas kesehatan. 

Apakah Anda ingin memahami lebih banyak tentang fitur-fitur dalam Modul Farmasi Klinis AVIAT SIMRS? Hubungi tim marketing AVIAT untuk request demo aplikasi!

Similar Posts