Fakta Perkembangan Teknologi Rekam Medis di Berbagai Negara
Rekam medis merupakan salah satu unsur penting dalam pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan sebuah rumah sakit sangat dipengaruhi oleh dukungan teknologi rekam medis yang diterapkan. Setiap tindakan dan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter, perawat, maupun tenaga kesehatan lainnya harus dicatat secara akurat dan dikelola dalam suatu sistem rekam medis. Catatan medis tersebut selain membantu pengambilan keputusan dan tindakan bagi dokter, juga berperan sebagai riwayat penanganan kesehatan yang telah diberikan oleh rumah sakit.
Teknologi rekam medis yang diterapkan dalam dunia kesehatan terus berubah seiring dengan perkembangan zaman. Saat ini, kesehatan telah menerapkan teknologi rekam medis berbasis digital. Namun ketika pertama kali muncul, rekam medis dibuat secara manual pada lembaran-lembaran kertas. Lalu bagaimana perkembangan rekam medis di berbagai negara?
Perkembangan Rekam Medis di Amerika
Pencatatan medis secara manual dianggap tidak efisien. Rumah sakit harus menggunakan banyak kertas untuk membuat catatan medis bagi pasien. Ketika teknologi komputer mulai berkembang, teknologi rekam medis elektronik mulai dikembangkan untuk menggantikan pencatatan medis yang manual. Pada tahun 1967, RS Latter Day Saints menjadi rumah sakit pertama di Amerika yang mulai menggunakan Electronic Health Record (EHR). Platform aplikasi yang mereka gunakan dinamakan Health Evaluation Through Logical Programming (HELP).
Pada tahun 1970an, pemerintah Amerika mulai menggunakan aplikasi komputer di rumah sakit dan lembaga-lembaga pemerintahan. Namun pada waktu itu, aplikasi yang digunakan hanya mencatat penagihan dan penjadwalan secara umum. Sebagai upaya untuk menciptakan efisiensi dan mengurangi kesalahan medis serta meningkatkan integrasi catatan kesehatan, pada tahun 1988 pemerintah Amerika melakukan investasi besar-besaran untuk pengembangan teknologi rekam medis elektronik. Total dana yang dikeluarkan pemerintah waktu itu mencapai $1.02 miliar.
Pada tahun 2004, Presiden Amerika saat itu, George W Bush berkomitmen untuk menyediakan sistem rekam medis elektronik bagi warga masyarakat yang dapat didapatkan pada fasilitas pelayanan kesehatan umum. Dengan teknologi rekam medis elektronik, kualitas perawatan kesehatan masyarakat dihadapkan dapat meningkat. Penggunaan rekam medis elektronik juga bertujuan untuk mencegah kesalahan medis, mengurangi dokumen kertas, serta meningkatkan efisiensi administrasi dan kualitas perawatan kesehatan.
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, pengembangan teknologi rekam medis mendapat respon positif dari masyarakat dan tenaga medis. Dari tahun 2001 hingga 2011, jumlah dokter yang menggunakan sistem rekam medis elektronik mengalami peningkatan tajam dari yang awalnya 18% saja menjadi 57%. Rekam medis elektronik terus mengalami peningkatan pada tahun 2013, 72% dokter menggunakan tablet mereka untuk mengakses platform telemedis elektronik.
Saat ini, catatan rekam medis di Amerika hampir tidak menggunakan kertas sama sekali. Dengan teknologi rekam medis yang diterapkan, catatan pasien menjadi lebih mudah diakses. Dokter dapat mengakses seluruh catatan medis pasien yang dibutuhkan dalam mendukung proses diagnosis dan pengambilan keputusan perawatan selama proses pemeriksaan.
Perkembangan Rekam Medis di Hongkong
Teknologi rekam medis elektronik sudah digunakan pada berbagai fasilitas kesehatan Hongkong sejak tahun 2000an. Saat itu, rekam medis elektronik sudah diterapkan pada sekitar 30% dari fasilitas kesehatan yang ada di Hongkong, yaitu 42 rumah sakit umum dan 120 klinik pemerintah.
Pada tahun 2016, rekam medis elektronik mulai diterapkan pada rumah sakit swasta. Sistem rekam medis tersebut mampu menghubungkan berbagai data pasien mulai dari data demografis, prosedur, diagnosis, obat, alergi, hasil laboratorium, radiologi, imunisasi, pemeriksaan khusus, rujukan, dan sebagainya. Hingga tahun 2018, lebih dari catatan medis 860.000 warga Hongkong sudah tercatat secara digital.
Perkembangan Rekam Medis di India
Malaysia telah mengembangkan penggunaan teknologi rekam medis elektronik sejak tahun 1993. Rekam medis elektronik di Malaysia pertama kali digunakan di Rumah Sakit Selayang pada tahun 1999. Pada waktu itu, rekam medis elektronik hanya digunakan di rumah sakit besar yang berkapasitas minimal 450 tempat tidur. Namun sejak tahun 2008, rekam medis elektronik sudah diterapkan di rumah sakit Kementerian Kesehatan yang tersebar di berbagai daerah. Teknologi rekam medis yang diterapkan mampu menyimpan informasi pasien yang berkaitan dengan data demografi, surat rujukan, catatan pemulangan, hingga hasil laboratorium pasien.
Perkembangan Rekam Medis di Indonesia
Meskipun teknologi telemedis elektronik sudah lama digunakan di berbagai negara di dunia, termasuk beberapa negara Asia Tenggara, masih sedikit fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia yang sudah menggunakan sistem rekam medis elektronik. Salah satu Rumah Sakit yang sudah menggunakannya adalah Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta, yang mulai mengembangkan teknologi rekam medis elektronik yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) sejak tahun 2016. Namun, dalam aplikasinya, instalasi Rekam Medik RSKO Jakarta masih tetap menggunakan catatan kertas.
Saat ini, setidaknya terdapat 78 Rumah Sakit yang telah menggunakan teknologi rekam medis elektronik. Namun, mayoritas masih belum menggunakannya secara penuh. Beberapa catatan medis pasien masih menggunakan catatan kertas. Dalam rangka menyambut digitalisasi Industri 4.0 di Indonesia, semua rumah sakit BUMN ditargetkan dapat menerapkan sistem rekam medis elektronik.
Rumah sakit dapat memanfaatkan AVIAT SIREM untuk mendukung digitalisasi rekam medis. AVIAT SIREM dilengkapi dengan berbagai fitur yang memudahkan untuk menambah data pasien, pengguna aplikasi (petugas medis dan kesehatan) dan pengelolaan data pribadi. Proses pengelolaan rekam medis dapat dijalankan dengan lebih cepat dibandingkan saat masih menggunakan rekam medis catatan manual. Segera hubungi tim marketing AVIAT untuk informasi selengkapnya! (Septiani)