Apakah Penggunaan Telemedis akan Berhenti Pasca Pandemi?
Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 menjadi titik perkembangan teknologi telemedis di dunia. Ditengah kebutuhan layanan kesehatan yang meningkat, rumah sakit justru menjadi salah satu kluster penularan virus yang paling tinggi, termasuk di Indonesia. Penggunaan telemedis mulai dilirik pemerintah dan penyedia layanan kesehatan sebagai solusi atas tingginya risiko kunjungan rumah sakit bagi pasien maupun tenaga medis.
Tren Penggunaan Telemedis Selama Pandemi
Masyarakat yang khawatir melakukan kunjungan rumah sakit, lebih memilih untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara digital. Hal ini dapat dilihat dari statistik kunjungan rumah sakit yang terus menurun, berbanding terbalik dengan penggunaan telemedis yang meningkat pesat. Seperti hasil survei McKinsey yang mendapatkan data bahwa penggunaan telemedis oleh pasien rawat jalan mengalami peningkatan yang signifikan pada April 2020 hingga 78 kali lipat dibanding bulan Februari 2020.
Berdasarkan hasil studi dari JAMA International Medicine, dari total 16,7 juta pendaftaran pemeriksaan pada rentang waktu 1 Januari hingga 10 Juni 2020, kunjungan rumah sakit mengalami penurunan sebesar 30%. Penurunan terjadi dari 102,7 kunjungan per 1000 pendaftaran menjadi hanya 76,3 kunjungan per pendaftaran saja. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan penggunaan telemedis yang mengalami peningkatan sebesar 2013% dalam rentang waktu yang sama.
Meskipun mengalami peningkatan pesat, prospek telemedis masih diragukan oleh sebagian orang. Seiring dengan turunnya angka penularan Covid-19, berbagai fasilitas kesehatan mulai membuka kembali kunjungan rumah sakit bagi pasien. Peningkatan kunjungan rumah sakit mengakibatkan turunnya angka penggunaan telemedis. Hal ini menimbulkan spekulasi bagi berbagai pihak tentang prospektus telemedis pada waktu mendatang. Mereka mempertanyakan tentang tren penggunaan telemedis yang berisiko ikut turun saat pandemi usai. Apakah benar demikian?
Minat Masyarakat Terhadap Layanan Telemedis Pasca Pandemi
Untuk menjawab apakah penggunaan telemedis setelah pandemi masih relevan atau tidak, berbagai lembaga melakukan penelitian dan survei, salah satunya adalah Amwell. Dalam Survei tahunan yang dilakukan Amwell terhadap dokter dan konsumen, ditemukan bahwa lebih dari setengah masyarakat berharap untuk tetap menggunakan layanan telemedis lebih sering bahkan setelah pandemi berakhir. Pasien merasa puas dengan layanan telemedis yang pernah mereka lakukan.
Dalam survei yang sama, Amwell menemukan bahwa 92% penyedia layanan kesehatan tetap berharap untuk melanjutkan layanan telemedis bahkan setelah pandemi berakhir. Para dokter yang menjadi responden lebih memilih untuk menggunakan telemedis sebagai media pelayanan bagi pasien, baik untuk perawatan kronis, tindak lanjut pasca operasi, kontrol rutin, dan sebagainya.
Telemedis Pasca Pandemi
Perkembangan teknologi digital yang masuk ke seluruh sendi-sendi kehidupan memiliki peranan besar terhadap preferensi masyarakat terhadap suatu hal. Masyarakat yang sudah terbiasa hidup berdampingan dengan teknologi memiliki standar yang tinggi terhadap layanan kesehatan. Sebagian besar masyarakat enggan untuk melakukan perjalanan jauh dan rela antre berjam-jam hanya demi melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Layanan kesehatan yang praktis, cepat, dan mudah diakses menjadi standar baru bagi masyarakat.
Bagaimana dengan masyarakat Indonesia? Berdasarkan survei Deloitte Indonesia yang bekerja sama dengan Bahar dan Center for Healthcare Policy and Reform Studies (Chapters) Indonesia, sekitar 84,4 persen masyarakat yang telah menggunakan layanan telemedis mengaku puas dengan pengalaman pemeriksaan digital yang mereka alami. Temuan ini berbanding lurus dengan hasil survei tahunan Amwell yang telah dipaparkan di atas.
Berbagai penelitian pada masyarakat dan dokter terhadap penggunaan telemedis pun pada akhirnya terbukti. Tercatat pada survei yang dilakukan Mckinsey bahwa meskipun menurun, namun penggunaan telemedis secara konsisten berada pada angka 38 kali lipat lebih tinggi dibanding sebelum pandemi. Hal ini menunjukan bahwa meskipun pandemi berakhir, telemedis tetap memiliki prospektus yang tinggi karena dibutuhkan oleh masyarakat era digital.
Kini saatnya para pengelola fasilitas kesehatan mulai mempertimbangkan untuk berinvestasi pada penerapan telemedis. Manajemen rumah sakit dapat bekerjasama dengan AVIAT untuk menjalankan pengembangan tersebut. Selain mendukung konsultasi online, AVIAT telemedis juga menyediakan fitur untuk pendaftaran online yang dapat membantu mengurangi antrean di rumah sakit.
Segera hubungi tim marketing AVIAT untuk diskusi lebih banyak tentang pengembangan telemedis untuk rumah sakit Anda! (Septiani)