Apa saja Tantangan untuk Mewujudkan Indonesia Health Services?
Perkembangan teknologi yang pesat menjadikan urgensi penggunaan Indonesia Health Services juga ikut meninggi, khususnya untuk menghadapi era postmodern yang sudah lebih maju dan implementasi sistem informasi bukan lagi menjadi solusi opsional.
Nah, yang menjadi permasalahan, implementasi sistem informasi pada tahap nasional dan juga lokal belum mencapai 100%. Kita masih dapat menemukan berbagai berita terkait lamanya proses registrasi pasien atau juga penebusan obat pada bagian farmasi.
Padahal Indonesia Health Services (IHS) sendiri merupakan cita-cita yang berusaha diwujudkan pemerintah, khususnya melalui platform yang bernama ‘SATU SEHAT’.
Apa sebenarnya masalah yang dihadapi di lapangan sehingga proses implementasi Indonesia Health Services terkendala dan bagaimana pula solusinya?
Untuk mencari tahu lebih lanjut, berikut adalah penjelasan selengkapnya!
Mengenal 4 Tantangan Utama Digitalisasi Indonesia Health Services
Dalam sebuah kesempatan, Ali Ghufron Mukti, Direktur Utama BPJS Kesehatan, mengungkapkan bahwa Indonesia dihadapkan pada empat permasalahan utama untuk mengadopsi sistem digital melalui keberadaan Indonesia Health Services, antara lain:
1. Ketersediaan jaringan berskala nasional
Seperti yang kita ketahui, infrastruktur memainkan peranan utama pada semua bentuk pembangunan, tidak terkecuali pada pembangunan Indonesia Health Services.
Tujuan utama dari digunakannya IHS dan juga SATU SEHAT adalah terciptanya integrasi data kesehatan nasional dari seluruh wilayah. Untuk mewujudkannya, tentu keberadaaan jaringan internet yang berkualitas sangat dibutuhkan.
Hal ini tentunya membutuhkan peran serta dari semua stakeholder, terutama bagi provider dan juga penyelenggara jaringan internet agar konsep “internet masuk pelosok” benar-benar terjadi, bahkan sampai ke pemukiman pada wilayah terpencil sekalipun.
2. Penolakan dari penggunaan teknologi baru
Kehadiran teknologi baru seringkali ditolak oleh banyak pihak. Ada yang menganggap skeptis kalau data kesehatan benar-benar dapat digunakan dari mana saja, ada pula yang enggan dengan budaya baru yang mengharuskan kita menciptakan budaya digital yang baru.
Penolakan ini tentunya menjadi tantangan yang pelk bagi Indonesia Health Services, karena pemerintah ingin upaya yang lebih cepat untuk adopsi teknologi kesehatan pada seluruh wilayah, tapi masyarakat malah belum siap.
Maka dari itu, penyuluhan berkelanjutan sangatlah dibutuhkan, baik bagi profesional yang bekerja pada industri kesehatan maupun bagi masyarakat.
3. Kendala manajemen yang kesulitan dengan teknologi
Tidak hanya penolakan saja yang dihadapi, tantangan lain bagi terwujudnya Indonesia Health Services juga melibatkan kendala dari manajemen RS dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) lainnya dalam menggunakan teknologi.
Kita masih dapat menemukan gap pada literasi digital dan teknologi pada dunia kesehatan, sehingga aplikasi yang benar-benar mudah digunakan dan konsultasi yang lebih menyeluruh dari vendor kesehatan cukup dibutuhkan.
Tanpa adanya dukungan dari pihak eksternal, manajemen fasyankes akan kesulitan untuk mengadopsi atau bernavigasi menggunakan Indonesia Health Services.
4. Belum semua RS dan klinik menggunakan aplikasi SIMRS
Walaupun penggunaan aplikasi SIMRS sudah diwajibkan oleh pemerintah melalui terbitnya Permenkes Nomor 82 Tahun 2013, nyatanya di lapangan implementasi sistem informasi pada rumah sakit masih belum optimal.
Permasalahan seperti sulitnya penggunaan aplikasi SIMRS, terbiasa dengan cara konvensional atau juga biaya investasi yang dipandang terlalu besar tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi terwujudnya Indonesia Health Services secara digital.
Jika masalah seperti ini juga Anda hadapi, maka tidak perlu lagi khawatir.
Saat ini, vendor teknologi kesehatan terkemuka seperti AVIAT telah menyediakan aplikasi SIMRS siap pakai yang dapat Anda jadikan solusinya!
Biaya yang ditawarkan pun lebih kompetitif, dengan fitur yang lebih lengkap untuk integrasi semua departemen dalam RS atau klinik yang Anda kelola.
Selain itu, tersedia web based app yang memungkinkan akses dasbor SIMRS dari mana saja dan kapan saja dapat menjadi keuntungan tersendiri.
Jadi, sudah saatnya menggunakan solusi SIMRS yang lebih baik untuk mendukung terwujudnya Indonesia Health Services yang rencananya akan diimplementasikan secara penuh pada tahun 2024.
Siap untuk memulainya? Hubungi tim marketing Aviat sekarang juga! (Pradana)