Bagaimana Supaya Petugas Klinik Tidak Keliru Mencatat Data Pasien
Pelayanan kesehatan merupakan sektor yang sangat vital. Bekerja sebagai petugas klinik harus penuh dengan kehati-hatian dan senantiasa teliti. Bukan karena risiko kecelakaan kerja, namun lebih pada keakuratan perawatan dan pengobatan pasien. Setiap tindakan medis yang dilakukan dapat memberikan kesembuhan bagi pasien. Namun, kesalahan penanganan dan pengobatan pasien dapat berakibat fatal bagi pasien. Bukan hanya kondisi yang memburuk, bahkan dapat berakibat pada kematian.
Faktanya, kesalahan medis terus saja terjadi dalam dunia kesehatan. Bukan hanya di negara-negara berkembang, bahkan negara maju seperti Amerika saja masih belum dapat lepas dari masalah kesalahan medis. Dilansir dari Mckinsey.com, kesalahan medis menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika, tepat di bawah kanker dan penyakit jantung. Terhitung, lebih dari 250.000 kematian terjadi karena kesalahan medis setiap tahunnya.
Catatan Data Pasien, Penyebab Terjadinya Kesalahan Medis
Pada praktiknya, ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan medis. Mulai dari proses diagnosis yang tidak lengkap maupun akurat, kesalahan perawatan, terapi atau tindakan medis lainnya yang diberikan kepada pasien. Namun di antara faktor-faktor yang ada, kesalahan pencatatan medis yang dilakukan petugas klinik merupakan penyebab yang paling sering dijumpai.
Meskipun terkesan sepele, namun kesalahan pencatatan data pasien dapat berakibat fatal. Misalkan, jika petugas klinik salah mencatat resep dapat berakibat pada penyakit pasien yang tidak kunjung sembuh, atau bahkan memperburuk kondisinya jika terjadi kontraindikasi. Kesalahan-kesalahan pencatatan sendiri paling sering terjadi justru bukan karena ketidakpahaman, tetapi karena faktor human error. Tidak dapat dipungkiri, petugas klinik juga manusia biasa, sehingga kesalahan dapat terjadi kapanpun. Apalagi ketika petugas medis sedang kurang fokus, kelelahan, ataupun terjadi kesalahpahaman.
Digitalisasi, Solusi Meminimalisir Kesalahan Pencatatan Data Pasien
Human error merupakan suatu hal yang dapat terjadi kapan saja. Untuk menjawab masalah tersebut, manajer klinik haru mencari strategi untuk mendeteksi apabila adanya potensi ataupun adanya indikasi terjadinya kesalahan pencatatan data pasien. Petugas klinik tidak akan mendapatkan peringatan apapun jika pencatatan data pasien ditulis secara manual di kertas. Kecuali, jika ada petugas klinik yang dikhususkan untuk double check data pasien yang dicatat. Namun, cara itu justru mengulang pekerjaan yang sama serta tidak efisien bukan?
Solusi yang paling tepat untuk mencegah terjadinya kesalahan pencatatan data pasien adalah dengan memanfaatkan teknologi dalam pelayanan klinik. Manajemen klinik harus mempertimbangkan penggunaan aplikasi layanan klinik. Selain membantu efisiensi administrasi, aplikasi juga lebih mudah mendeteksi ketidakcocokan data. Dengan dukungan aplikasi, peringatan terjadinya kesalahan input atas pencatatan data akan muncul. Hal tersebut membuat petugas klinik dapat langsung menyadari kesalahan pencatatan dan mengoreksinya. Berbagai dampak negatif dari kesalahan medis yang dapat merugikan pasien dapat dihindari.
Dilansir dari National Library of Medicine, sebuah studi menemukan bahwa 65 persen petugas medis menyatakan bahwa penggunaan teknologi kesehatan digital secara efektif menghindarkan mereka dalam kesalahan pencatatan medis khususnya saat pembuatan resep. Aplikasi medis dapat memberikan peringatan jika terdapat indikasi kesalahan input catatan data pasien yang dilakukan. Selain itu, 62 persen responden juga menyatakan bahwa penerapan teknologi telah secara efektif memberikan peringatan apabila terdapat potensi kesalahan pencatatan nilai lab kritis.
Adanya peringatan yang didapatkan petugas klinik menjadi semacam alarm dan sistem pencegahan pada terjadinya medical error dalam pencatatan medis. Petugas klinik dapat dengan segera melakukan koreksi atas kesalahan catatan yang dibuat, yang selanjutnya dapat mencegah kekeliruan penanganan lebih lanjut.
Peringatan kesalahan catatan bukanlah satu-satunya manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan teknologi kesehatan digital. Aplikasi juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan petugas klinik kepada pasien. Masih dari studi yang sama, 78 persen dokter yang telah memanfaatkan teknologi dalam pelayanan kesehatan mereka dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang mereka lakukan.
Manfaat tersebut dapat diperoleh dari aplikasi layanan klinik seperti AVIAT SIMKlinik. Didesain untuk mendukung administrasi berbasis digital dan didukung dengan berbagai fitur yang memudahkan proses pendaftaran, pembuatan rekam medis, transaksi kasir hingga manajemen farmasi klinik. Anda dapat mendiskusikan lebih banyak tentang aplikasi yang Anda butuhkan dengan menghubungi tim marketing AVIAT! (Septiani)