Hadapi Transformasi Teknologi Kesehatan Digital dengan AVIAT SIMRS

Pandemi COVID-19 menunjukkan betapa pentingnya transformasi kesehatan digital untuk pelayanan efektif dan efisien. Namun siapkah Anda menghadapi perubahan ini?

Menghadapi transformasi kesehatan memang bukanlah hal yang mudah, diperlukan berbagai persiapan untuk menerapkan teknologi kesehatan digital. Di lain sisi, data kesehatan nasional menunjukkan bahwa lebih dari 80% fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Indonesia belum tersentuh teknologi digital.

Hal ini tentu menjadi tantangan besar yang harus dihadapi dalam proses transformasi teknologi kesehatan digital. Meski demikian, bukan berarti Anda tidak dapat menghadapi tantangan transformasi kesehatan digital ini.

Mengenal Berbagai Tantangan Transformasi Kesehatan Digital

Menerapkan sistem digitalisasi dalam pelayanan kesehatan memang tidaklah mudah. Berikut berbagai tantangan yang harus dihadapi dalam proses transformasi kesehatan:

  1. Terdapat jutaan data dan rekam medis pasien

Saat ini, setidaknya terdapat sekitar 270 juta catatan rekam medis penduduk Indonesia. Data ini tersimpan baik secara digital ataupun masih dalam bentuk kertas. Tidak hanya rekam medis, jutaan resep obat dan klaim kesehatan pun sebagian besar masih dalam bentuk kertas.

Fakta ini menjadi tantangan bagi transformasi kesehatan digital, karena sistem penyimpanan data konvensional sulit untuk diakses oleh tenaga kesehatan. Selain itu, kelengkapan dan akurasi sistem pendataan yang ada saat ini juga masih rendah.

  1. Pemahaman teknologi yang berbeda-beda

Pemahaman teknologi yang dimiliki tenaga kesehatan dan pasien di berbagai daerah juga menjadi tantangan dalam proses transformasi kesehatan digital. Sebab, tingkat pengetahuan akan teknologi di setiap daerah tentu berbeda-beda.

Oleh karena itu, literasi digital harus didorong demi mengoptimalkan transformasi kesehatan digital.

  1. Banyak rumah sakit belum ‘melek’ digital

Head of Tribe, Digital Transformation Officer (DTO) Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), dr. Agus Mutamakin mengatakan, dari sekitar 3.000 rumah sakit, sepertiga di antaranya belum menerapkan digitalisasi.

Padahal untuk mewujudkan transformasi kesehatan penerapan teknologi digital sangatlah penting, karena pasien tidak hanya berkunjung ke satu faskes. Oleh karena itu, rumah sakit harus menerapkan teknologi kesehatan berbasis digital agar data di antara faskes dapat terintegrasi.

  1. Pengelolaan data belum terintegrasi

Tidak hanya tantangan yang datang dari pemahaman teknologi, beberapa rumah sakit yang telah menerapkan sistem digitalisasi pun umumnya masih berjalan sendiri-sendiri. Akibatnya, terdapat ratusan aplikasi untuk mengelola data pasien.

Pengelolaan data yang belum terintegrasi ini, sering kali membuat pasien kesulitan ketika ingin berpindah faskes. Oleh karena itu, dalam proses transformasi kesehatan digital, integrasi antar faskes untuk menyajikan sebuah big data yang berisi rekam medis pasien sangat dibutuhkan.

Menghadapi Transformasi Kesehatan Digital bersama AVIAT SIMRS

Untuk mewujudkan transformasi kesehatan, pemerintah tengah menggencarkan implementasi Indonesia Health Services, yang diberi nama SATUSEHAT. 

SATUSEHAT merupakan sebuah platform yang dapat membantu mengintegrasi data rekam medis yang terdapat di fasyankes seluruh Indonesia.

Selaras dengan upaya pemerintah yang menghadirkan Indonesia Health Service untuk menghadapi tantangan transformasi kesehatan, AVIAT menghadirkan sebuah sistem informasi yang sudah saling terintegrasi bernama AVIAT SIMRS.

AVIAT SIMRS ditangani oleh PT Karya Prima Putera Perkasa, yaitu sebuah perusahaan yang telah berpengalaman di bidang teknologi kesehatan sejak tahun 2005. Saat ini, AVIAT juga  telah bekerja sama dengan berbagai fasilitas kesehatan di beberapa wilayah.

Dengan kehadiran AVIAT SIMRS, Anda tidak perlu khawatir lagi dalam menghadapi tantangan transformasi kesehatan digital. Sebab, sistem ini memiliki keunggulan yaitu sistem yang ready to use dan dilengkapi dengan berbagai fitur.

Mulai dari pelayanan diagnosis dan tindakan untuk pasien, rekam medis, apotek, gudang farmasi, pembayaran, database personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi, hingga pengendalian oleh manajemen, semua dapat diakses melalui AVIAT SMIRS.

Meskipun data dalam AVIAT SIMRS saling terintegrasi, tetapi keamanan data pasien dan manajemen rumah sakit tetap menjadi prioritas AVIAT. Hal ini ditunjukkan dengan adanya fitur keamanan dan pembatasan akses, sehingga manajemen rumah sakit tidak perlu khawatir mengenai keamanan rekam medis pasien.

Transformasi kesehatan digital memang menghadirkan beragam tantangan, tetapi dengan AVIAT SIMRS Anda dapat mewujudkan sistem digitalisasi yang sesuai dengan kebutuhan. 

Kini, Anda tidak perlu lagi khawatir dalam menghadapi transformasi kesehatan digital. 

Bersama AVIAT, wujudkan transformasi kesehatan digital demi memudahkan pemberian pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Tertarik untuk menerapkan AVIAT SIMRS di rumah sakit Anda? Atau Anda masih memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai pelayanan kami? Jangan ragu untuk hubungi tim marketing AVIAT sekarang juga! (Sherlya)

Similar Posts