4 Prinsip Dasar yang Harus Dipenuhi Dalam Implementasi SIMRS

Setiap rumah sakit wajib menerapkan SIMRS. Hal ini sudah tertuang dalam Pasal 3 Ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2014 nomor 87 tentang sistem informasi manajemen rumah sakit. Meskipun demikian, implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) bukan semata sebagai pemenuhan kewajiban rumah sakit saja. Implementasi SIMRS juga harus memenuhi 4 prinsip dasar yaitu user need, interoperability, Privacy and Security, serta inclusion. Prinsip ini ditujukan untuk menjamin bahwa SIMRS nantinya dapat benar-benar berfungsi, diintegrasikan dengan sistem dari pemerintah dan menjaga data pengguna dengan baik. 

Apa yang dimaksud dari keempat prinsip dasar tersebut? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

User Need

User need (kebutuhan pengguna) merupakan prinsip yang mengharuskan setiap pengembangan dan implementasi SIMRS harus dirancang sesuai kebutuhan pengguna. Dalam konteks ini, pengguna yang dimaksud baik dari masyarakat, dokter, staf, serta jajaran manajemen. Pembangunan sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna bertujuan agar SIMRS dapat berfungsi secara optimal dalam menunjang pelayanan pasien dan operasional rumah sakit. Oleh sebab itu, sebelum melakukan pembangunan sistem SIMRS, manajemen harus mampu menemukan kebutuhan sistem rumah sakit baik dari sisi internal maupun eksternal.

Jajaran manajemen harus mampu menjawab berbagai pertanyaan mengenai alasan dan tujuan dari implementasi SIMRS yang akan dilakukan. Misalnya, untuk siapa sistem SIMRS ini dibangun, permasalahan pengelolaan informasi yang selama ini menghambat operasional dan pelayanan pasien, pengembangan dan layanan yang ingin dicapai, hingga memahami kebutuhan masyarakat terhadap layanan rumah sakit. Pemetaan dan analisa kebutuhan baik dari sisi internal rumah sakit maupun eksternal sangat diperlukan untuk dapat menentukan kebutuhan pengguna akan SIMRS ini.

Interoperability

Aplikasi SIMRS yang diimplementasikan harus dapat dihubungkan dan beroperasi bersama dengan aplikasi layanan kesehatan lainnya. Hal ini juga tertuang dalam Pasal 5 Ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2014 nomor 87 tentang sistem informasi manajemen rumah sakit. Kemampuan untuk dihubungkan dan saling bertukar data dengan aplikasi digital kesehatan lainnya ini disebut interoperability.

Kemampuan SIMRS untuk terintegrasi dengan aplikasi kesehatan digital lainnya secara otomatis akan mengoptimalisasi kinerja layanan. Misalnya, ketika SIMRS dapat diintegrasikan dengan aplikasi penyimpanan rekam medis, pengelolaan data rekam medis akan dapat berjalan dengan efektif, efisien dan terintegrasi di seluruh unit layanan. Oleh sebab itu, sebelum melakukan implementasi SIMRS, jajaran manajemen harus memahami terlebih dahulu apakah aplikasi yang akan digunakan memiliki kemampuan interoperability atau tidak.

Privacy and Security

SIMRS menjadi platform yang berfungsi untuk mengelola seluruh informasi layanan rumah sakit, termasuk data rekam medis pasien. Dalam pelaksanaan layanan, rumah sakit bertanggungjawab dalam melindungi kerahasiaan data pasien baik yang berbentuk cetak maupun digital. Implementasi SIMRS harus dipastikan aman dan mampu melindungi data kesehatan individu dengan baik.

Faktor keamanan ini menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam memilih aplikasi SIMRS. Terlebih lagi, isu kebocoran data kesehatan digital saat ini sedang banyak diperbincangkan seiring dengan terus terjadinya serangan siber yang melibatkan data kesehatan, baik di instansi kesehatan swasta maupun nasional. Implementasi SIMRS harus didukung dengan aplikasi yang memiliki tingkat keamanan yang baik dan server yang handal, sehingga mampu mencegah terjadinya serangan siber.

Inclusion

Sektor kesehatan Indonesia secara perlahan mulai bertransformasi ke arah layanan kesehatan digital. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi kesehatan serta berbagai layanan kesehatan berbasis digital, salah satunya implementasi SIMRS. Meskipun penerapannya mampu membawa banyak manfaat, baik dari segi operasional rumah sakit maupun kemudahan akses layanan kesehatan bagi masyarakat, tidak semua dapat memanfaatkannya karena aplikasi yang diterapkan tidak memenuhi prinsip inclusion.

Untuk dapat mewujudkan manfaat yang menyeluruh, manajemen harus mampu memastikan bahwa implementasi SIMRS dapat dijangkau, digunakan, serta memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai latar belakang. Misalnya, AVIAT SIMRS yang didesain dengan tampilan yang mudah dipahami. Dengan demikian, berbagai kalangan, termasuk yang masih awam tentang teknologi digital, dapat mengoperasikannya dengan mudah. 

Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang cara kerja AVIAT SIMRS? Segera ajukan demo aplikasi atau hubungi tim marketing AVIAT! (Septiani)

Similar Posts