Inilah Manfaat Penggunaan Telemedis di 3 Negara Berkembang
Penggunaan teknologi dalam kegiatan manusia, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, terbukti mampu memajukan peradaban. Dengan hadirnya teknologi, manusia mampu melakukan pekerjaan dengan lebih cepat, praktis, dan mudah bahkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Salah satu manfaat dari penggunaan teknologi adalah telemedis.
Telemedis memungkinkan penanganan pasien baik berupa konsultasi kesehatan, pemeriksa, serta analisa hasil pemindaian pasien dapat dilakukan melalui video maupun telepon. Dokter tetap dapat memberikan pelayanan kepada pasien meskipun terpisah jarak yang jauh. Manfaat penggunaan telemedis yang telah terbukti meningkatkan layanan kesehatan, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota dan tidak terdapat dokter ahli, membuat penggunaan telemedis semakin meningkat. Bukan hanya di negara-negara maju saja, telemedis juga kini mulai dilirik dan digunakan di berbagai negara berkembang di dunia.
Manfaat Penggunaan Telemedis di Cina
Cina merupakan negara dengan wilayah yang luas dan jumlah penduduk terbesar di dunia. Wilayah Cina yang luas berdampak pada kesulitan pemerataan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama di wilayah-wilayah pedesaan. Hanya tersedia 20% sumber daya kesehatan bagi 900 juta warga pedesaan Cina, yang merupakan 70% dari jumlah penduduk Cina.
Sadar akan masalah tersebut, Cina mulai menggunakan telemedis sebagai solusi kesenjangan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan. Mayoritas rumah sakit di pedesaan yang kekurangan dokter dan tenaga ahli terhubung ke situs yang memungkinkan dapat terhubung dengan rumah sakit besar dengan sumber daya yang lengkap di kota-kota besar. Tercatat sekitar 249 rumah sakit di 112 pedesaan telah menggunakan telemedis.
Dengan pemanfaatan telemedis, rumah sakit di wilayah pedesaan dapat mengirim gambar diagnosis dan video ke rumah sakit besar, sehingga dokter spesialis dapat melakukan analisa dan evaluasi meskipun dari jarak yang jauh. Tercatat, sudah dilakukan 11.987 telekonsultasi penyakit neoplasma, cedera, dan penyakit kardiovaskular antara pasien di wilayah pedesaan dengan dokter spesialis di kota besar dalam 12 tahun terakhir.
Sejak pertama kali digunakan, telemedis telah berjasa dalam koreksi 39,8% kesalahan diagnosis dan meningkatkan 55% kualitas perawatan bagi pasien di pedesaan. Penggunaan telemedis juga telah menghemat pengeluaran pasien hingga US$2,3 juta, serta US$3,7 juta untuk spesialis karena mereka tidak perlu pergi keluar kota untuk mendapatkan/memberikan pelayanan kesehatan yang layak.
Manfaat Penggunaan Telemedis di India
80% fasilitas kesehatan di India berada di perkotaan, sedangkan 20% diantaranya berada di pedesaan. Ironisnya, 80% fasilitas kesehatan India hanya melayani 30% dari total warga India. Sedangkan 20% fasilitas kesehatan di pedesaan harus menanggung beban kesehatan bagi 70% total populasi warga India, atau sekitar sekitar 770 juta warga. Tidak sebatas itu saja, fasilitas-fasilitas kesehatan yang berada di pedesaan rata-rata kekurangan tenaga medis profesional yang berpengalaman. Hal ini menimbulkan masalah buruknya pelayanan kesehatan bagi masyarakat pedesaan.
India kemudian menggunakan telemedis untuk menutupi ketimpangan pelayanan kesehatan di 600 distrik yang meliputi pelayanan kardiologi, darurat, radiologi, oftalmologi, dan nefrologi. Telemedis telah memfasilitasi terjadinya 3 juta konsultasi jarak jauh. Dengan penggunaan telemedis, pasien-pasien dengan gejala yang tidak begitu mendesak dapat dilayani secara jarak jauh, sehingga rumah sakit dapat dioptimalkan bagi pasien-pasien yang membutuhkan penanganan intensif. Sedangkan proses diagnosa yang tidak dapat diampu tenaga kesehatan di pedesaan dibantu untuk analisis oleh dokter spesialis di kota besar.
Manfaat Penggunaan Telemedis di Sub-Sahara Afrika
Sub-Sahara Afrika (SSA) merupakan negara dengan 725 juta penduduk. SSA memiliki masalah kesehatan yang sangat gawat. 70% dari 40 juta penderita HIV/AIDS tinggal di SSA. Tidak hanya itu, lebih dari 1 juta anak di SSA juga meninggal setiap tahunnya oleh malaria. Tingginya angka kasus dan kematian di SSA disebabkan rasio dokter-penduduk yang berkisar di angka 1:5.000 sampai 1:30.000. Normalnya, rasio dokter-penduduk di negara maju hanya 1:3.000 saja.
Tingginya kesenjangan jumlah tenaga medis tersebut membuat negara-negara SSA mulai menggunakan telemedis. Setidaknya 4 rumah sakit besar di Senegal memberikan layanan konsultasi dan rujukan di Ethiopia, layanan konsultasi infeksi epidemi kolera di Zambia. Melalui telemedis, para dokter dari rumah sakit di London dan Jenewa dapat memberikan edukasi tentang penanganan penyakit malaria kepada dokter lokal di Ghana. Para dokter di Rumah Sakit Luigi Sacco Milan, Italia juga membantu diagnosis, pengobatan dan tindak perawatan secara telemedis.
Indonesia pun dapat memperoleh berbagai manfaat dari penggunaan telemedis seperti halnya negara-negara tersebut. Rumah sakit dapat memanfaatkan platform seperti AVIAT Telemedis yang menyediakan berbagai fitur untuk layanan kesehatan jarak jauh. Pasien dapat melakukan pendaftaran untuk konsultasi, pemeriksaan melalui media aplikasi, termasuk pembayaran dengan metode cashless.
Hubungi tim marketing AVIAT dan jadilah bagian dari salah satu misi besar untuk pemerataan layanan kesehatan di Indonesia! (Pradana)